Bisnis.com, JAKARTA - Indikator Politik Indonesia melaporkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tak pernah mendengar bahwa subsidi energi pada APBN 2022 sudah bengkak hingga menyentuh Rp502,4 triliun.
Sementara itu, sekitar 37,4 persen tidak percaya terkait beban APBN untuk subsidi energi yang telah mencapai Rp502,4 triliun. Hasil tersebut diperoleh dari survei nasional yang dilakukan pada 25-31 Agustus 2022 melalui telepon dengan 1.219 responden terpilih.
Sebagai informasi, survei dilakukan sebelum pemerintah melakukan penaikan harga BBM pada 3 September 2022.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan berdasarkan hasil survei, masyarakat yang pernah mendengar berita bahwa anggaran APBN untuk subsidi energi tahun ini membengkak hingga Rp502,4 triliun hanya 32,1 persen.
"Sedangkan masyarakat yang tidak tahu mencapai 67,9 persen," kata dia dalam Rilis Survei Nasional Indikator 'Sikap Publik terhadap Pengurangan Subsidi BBM' dikutip Minggu (11/9/2022).
Burhanuddin menduga hal ini mungkin menjadi salah satu sumber penolakan terhadap rencana kenaikan BBM, yaitu kurangnya sosialisasi pemerintah terkait anggaran subsidi dan kompensasi energi.
Ketika ditanya seberapa percaya masyarakat dengan berita tersebut, sebanyak 7,3 persen sangat percaya dan 36,4 persen cukup percaya sehingga jika di total terdapat 43,7 persen percaya dengan berita tersebut.
Kemudian, sebanyak 26,6 persen memilih kurang percaya dan 10,8 persen tidak percaya sama sekali dengan berita tersebut sehingga total yang tidak percaya sebanyak 37,4 persen. Sedangkan, 18,8 persen memilih tidak tahu/tidak jawab.
"Saya tidak tahu persis mengubah sikap publik terhadap rencana kenaikan BBM. jadi yang tahu sedikit [subsidi energi membengkak], yang percaya juga sedikit mencapai 50 persen," imbuhnya.
Dia menilai, jika masyarakat tahu dan percaya bahwa anggaran subsidi BBM tahun ini telah menyentuh Rp502,4 triliun, maka dukungan terhadap kenaikan harga BBM mungkin lebih tinggi meskipun mayoritas tetap menolak kenaikan harga BBM.
Jika melihat menurut demografi dan wilayah, tingkat kepercayaan terhadap berita beban APBN membengkak cenderung lebih tinggi pada kelompok laki-laki usia 40 tahun kebawah. Kemudian, etnis Betawi, Minang, dan Bugis, kalangan petani, wiraswasta, pegawai, dan kelompok pekerjaan lainnya.
Adapun, pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Baca Juga
Sebanyak 1.219 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi hingga tiga kali lipat di tahun ini menjadi Rp502,4 triliun. Namun faktanya, anggaran tersebut tetap kurang lantaran tingginya konsumsi, harga minyak, serta kurs yang lemah.
Kuota BBM bersubsidi diperkirakan segera habis dalam waktu dekat, yaitu Pertalite pada September dan Solar pada Oktober 2022.
"Ini yang saya sebutkan subsidi Rp502 triliun pasti terlewati," kata dia, mengutip Bisnis, Minggu (11/9/2022).