Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan tanggul laut raksasa yang digadang-gadang ternyata masih menunggu pembahasan dan tidak pasti dibangun menjadi jalan tol.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan bahwa untuk pembangunan tanggul laut masih dilakukan kajian-kajian yang bisa saja berubah sehingga rencana pembangunan jalan tol di atas tanggul tersebut bisa saja tidak diteruskan.
"Review masterplan ini boleh saja dong. Kajian ke mana arahnya tergantung pembahasan. Ini kan kajian sekarang jalan dan jembatan, bisa juga tol, tapi kalau memang diperlukan jalan bisa ditutup jadi tunnel atasnya," katanya saat dihubungi Bisnis, pekan lalu.
Kajian ini membutuhkan tujuh fase yang mana saat ini baru sampai 4 fase. Dan masih akan berubah tergantung pada hasil pembahasan yang dipilih.
"Ini baru fase 4 masih berubah-ubah, tapi saat ini pemikirannya seperti itu [ada jalan tol]. Target fase tujuh mungkin 2020. Saya kira nanti pasti sudah tahu akan jadi apa," ujar Hari.
Adapun, model pembiayaannya juga akan diputuskan dalam pembahasan fase enam.
Baca Juga
Hari mengatakan bahwa model pembiayaannya bisa saja menggunakan kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau menggandeng investor.
Secara umum, tanggul laut lepas pantai akan dibangun di Teluk Jakarta sepanjang 35 kilometer, membentang dari ujung barat hingga ujung timur.
Waktu pembangunan tanggul akan bergantung pada ketersediaan dana, kondisi di lapangan dan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga investor.