Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blok Masela Dikebut, Desain Teknis Ditenggat Rampung Desember 2025

Inpex memulai tahap front end engineering design (FEED) Blok Masela yang ditargetkan selesai pada Desember 2025.
Inpex Corporation (Inpex) resmi memulai pengerjaan desain detail atau front end engineering design (FEED) untuk proyek Lapangan Abadi, Blok Masela/Bisnis-Mochammad Ryan H
Inpex Corporation (Inpex) resmi memulai pengerjaan desain detail atau front end engineering design (FEED) untuk proyek Lapangan Abadi, Blok Masela/Bisnis-Mochammad Ryan H

Bisnis.com, JAKARTA — Inpex Corporation (Inpex) resmi memulai pengerjaan desain detail atau front end engineering design (FEED) untuk proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Proses ini pun ditargetkan rampung dalam 3 bulan ke depan atau Desember 2025.

Proyek Lapangan Abadi itu dioperasikan oleh Inpex Masela, Ltd, anak perusahaan Inpex. Pengerjaan FEED meliputi peninjauan dan pendefinisian spesifikasi fasilitas yang akan memproduksi dan memproses hidrokarbon dari Lapangan Gas Abadi, serta kilang LNG darat (OLNG).  

Adapun, pengerjaan FEED akan terdiri atas empat paket. Pertama, untuk OLNG. Kedua, produksi terapung, penyimpanan dan pembongkaran (FPSO). Ketiga, subsea umbilicals, risers and flowlines (SURF). Keempat, pipa ekspor gas (GEP).

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menuturkan, pengerjaan FEED Proyek Abadi Masela menjadi tonggak baru bagi Indonesia. Terlebih, Proyek Abadi Masela telah 26 tahun mandek.

Dia pun mengingatkan agar FEED proyek tersebut harus rampung pada tahun ini juga. Dia mencontohkan, ENI saja dapat menyelesaikan FEED Geng North selama 3 bulan. Oleh karena itu, Djoko yakin Inpex pun bisa.

"Kita asumsikan dan selesai pada waktu tahun ini juga, lebih kurang 3 bulan sebagaimana dengan ENI, itu juga FEED dapat kita laksanakan selama 3 bulan," tutur Djoko dalam acara The Abadi LNG Project FEED Commencement Inauguration di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Djoko menuturkan, bersama proses FEED, pihaknya bersama Inpex juga secara paralel bakal menyelesaikan proses perizinan yang dibutuhkan. Ini khususnya untuk analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Dia pun menargetkan kajian amdal itu bisa rampung pada September 2025.

"Alhamdulillah tim terpadu yang akan menyelesaikan amdal itu berjanji akan selesai pada bulan September," ucapnya.

Menurut Djoko, jika segala proses perizinan, tender, dan FEED selesai, maka, keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) dapat diteken pada awal 2026.

"Kita anggap FEED ini juga bisa selesai pada akhir tahun ini sehingga FID yang kita harapkan bisa dapat ditandatangani pada awal tahun depan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan, Proyek Abadi Masela dapat menyumbang US$150 miliar atau setara Rp2.450 triliun (asumsi kurs Rp16.339 per US$) untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurutnya, proyek itu juga dapat menciptakan 70.000 lapangan kerja selama 30 tahun.

Selain itu, proyek ini telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) sebagai proyek LNG dengan fasilitas carbon capture and storage (CCS) yang menangkap emisi karbon yang dihasilkan dalam proses dan menyimpannya di area offshore mine

Dengan teknologi ini, proyek akan menghasilkan pasokan energi rendah karbon yang stabil, berkontribusi pada ketahanan energi nasional sekaligus mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi global.

"Ini juga akan menjadi proyek energi pertama di Indonesia yang menerapkan penangkapan dan penyimpanan karbon, yang disebut CCS, sejak awal produksi. CCS akan membantu memajukan dekarbonisasi Indonesia sekaligus memasok energi ke Indonesia," jelas Ueda.

Kontraktor yang Terlibat dalam FEED Proyek Abadi Masela


Seperti disebutkan sebelumnya, pengerjaan FEED akan terdiri atas empat paket. Pertama, untuk OLNG. Kedua, produksi terapung, penyimpanan dan pembongkaran (FPSO). Ketiga, subsea umbilicals, risers and flowlines (SURF). Keempat, pipa ekspor gas (GEP)

Perinciannya,untuk FEED FPSO akan dikerjakan bersama kontraktor PT Technip Engineering Indonesia (kontraktor utama), PT Technip Indonesia, PT JGC Indonesia (konsorsium), PT Saipem Indonesia (kontraktor utama), PT Tripatra Engineers & Constructors, PT Tripatra Engineering, dan PT McDermott Indonesia (konsorsium). 

Sementara itu, FEED GEP dan SURF dikerjakan bersama kontraktor PT Worley SEA Indonesia. Sedangkan, untuk FEED OLDG akan dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. bersama KBR dan Samsung E&A melalui kerja sama joint operation.

Ueda mengatakan, pada fase FEED pihaknya akan mengoptimalkan desain, mengurangi risiko teknis dan pelaksanaan, serta meningkatkan kepastian biaya dan jadwal. 

"Terima kasih kepada para kontraktor FEED kelas dunia, saya rasa kami sangat berharap bahwa FEED yang akurat dan canggih secara teknis sangat penting untuk fase EPC [engineering, procurement & construction] berkualitas tinggi," katanya.

Produksi Ditarget 2029 

Seiring dengan pengerjaan FEED, perusahaan menargetkan proyek Lapangan Abadi, Blok Masela on stream atau berproduksi pada 2029.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, proyek tersebut harus rampung pada 2029 atau lebih cepat.

Menurutnya, proyek itu memiliki multiplier effect yang diharapkan bisa benar-benar terwujud sehingga masyarakat di sekitar proyek merasakan langsung dampak positif keberadaan proyek ini.

"Saya mengajak seluruh mitra untuk menjadikan acara ini sebagai momentum percepatan pelaksanaan proyek agar Lapangan Gas Abadi Masela ini dapat berproduksi pada tahun 2029 demi ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," tutur Yuliot.

Dia menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan Proyek Abadi Masela mampu beroperasi dengan standar lingkungan yang tinggi, termasuk implementasi CCS.

"Ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia dapat mengembangkan potensi sumber daya alam sambil tetap berpegang teguh kepada prinsip-prinsip good governance dan juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan mencapai target net zero emission," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro