Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Fakta LRT Jabodebek Masuk Bengkel, Biang Kerok hingga Dampaknya

Berikut fakta mengenai LRT Jabodebek yang masuk bengkel hingga tersisa 9 trainset dan kecepatan turun hingga menjadi 40 km/jam.
Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

4. Pesan 1.000 Roda dari PT Inka 

Sebagai salah satu upaya memulihkan layanan, PT KAI telah pemesanan 1.000 unit roda ke PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka. Perseroan juga telah menyampaikan permintaan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menambah mesin khusus untuk perawatan sarana moda transportasi ini.

Kuswardojo menyebut, pemesanan roda kereta tersebut dilakukan segera setelah mengetahui banyaknya trainset yang tingkat keausan rodanya sudah cukup tinggi. Dia melanjutkan, pesanan roda tersebut paling telat diterima oleh KAI pada Januari 2024. 

“Kalau pesanan itu sudah datang, nantinya akan langsung kami pasang ke trainset, sementara roda-roda yang sudah aus akan dibubut. Sehingga, nantinya kami dapat mengoperasikan lebih banyak (kereta), minimal 12 trainset seperti di tahap awal operasi,” kata Kuswardojo.

Selain itu, KAI juga telah menyampaikan permintaan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menambah jumlah mesin bubut khusus untuk kereta LRT Jabodebek. Kuswardojo mengatakan saat ini pihaknya hanya memiliki 1 unit mesin bubut khusus untuk roda kereta LRT. Di sisi lain, saat ini sudah terdapat antrean sebanyak 18 rangkaian kereta yang akan dibubut rodanya. 

5. Kecepatan LRT Jadi 40 Km/Jam

PT KAI juga akan melakukan pembatasan kecepatan operasional kereta LRT Jabodebek. Hal ini dilakukan guna mengurangi gaya gesek antara roda dan rel kereta sehingga roda kereta LRT tidak cepat aus.

Kuswardojo menjelaskan, pembatasan ini dilakukan pada seluruh 9 rangkaian kereta (trainset) yang saat ini beroperasi melayani masyarakat. Dia menuturkan, penurunan kecepatan di setiap rangkaian mencapai 50 persen dari kecepatan normal. 

“Jadi misal sebelumnya kecepatannya bisa mencapai 80 km/jam, sekarang kami kurangi menjadi 40 km/jam, agar keausan rodanya tidak terjadi dengan cepat,” kata Kuswardojo.

Kuswardojo mengatakan, pengurangan kecepatan tersebut pun berimbas pada waktu tempuh yang semakin lama. Hal tersebut karena kereta akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk bergerak dari satu stasiun ke stasiun lainnya.

Dia mencontohkan, jika waktu tempuh dari sebuah stasiun ke stasiun lain biasanya memakan waktu sekitar 2 menit. Dengan pembatasan kecepatan, waktu tempuh tersebut dapat bertambah 2 kali lipat lebih lama menjadi 4 menit.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper