Bisnis.com, JAKARTA - Komisi VI DPR menyetujui tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar Rp3,2 triliun untuk keperluan Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB).
PMN ini merupakan PMN kedua yang diberikan untuk keperluan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut setelah pada 2021 sebesar Rp4,3 triliun. PMN pertama ditujukan untuk memperbaiki struktur permodalan maupun meningkatkan kapasitas usaha KAI sebagai lead consortium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), atau pemegang saham Indonesia 60 persen pada pemilik proyek yakni PT Kereta Cepat Indonesia China.
Kini, PMN kedua senilai Rp3,2 triliun telah disetujui oleh Komisi VI untuk bisa diturunkan sebelum akhir 2022. PMN itu untuk setoran modal pada ekuitas KCIC guna 25 persen pembiayaan cost overrun proyek US$1,45 miliar atau Rp21 triliun.
"Komisi VI DPR menyetujui tambahan Penyertaan Modal Negara Tahun 2022 kepada PT Kereta Api Indonesia [Persero] sebesar Rp3,2 triliun yang berasal dari cadangan investasi APBN 2022 dalam rangka pemenuhan permodalan porsi Indonesia atas cost overrun Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung," ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima pada Rapat dengan pemerintah, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Rabu (23/11/2022).
Selain dari ekuitas KCIC, pembayaran cost overrun proyek akan dipenuhi dengan pinjaman tambahan dari China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen. Artinya, pinjaman dari CDB akan menutupi sebesar Rp16 triliun dari total cost overrun Rp21 triliun.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh fraksi untuk kembali memberikan suntikan pendanaan kepada proyek kerja sama Indonesia-China itu.
Baca Juga
"Kami berterima kasih sebagai wakil pemerintah atas dukungan seluruh fraksi atas tambahan PMN untuk porsi ekuitas Kereta Cepat," terang pria yang akrab disapa Tiko itu.
Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. itu berharap Kereta Cepar bisa merubah pola transportasi masyarakat utamanya Jakarta–Bandung.
Seperti diketahui, ketika sudah beroperasi pertengahan tahun depan, Kereta Cepat akan terintegrasi dengan LRT Jabodebek dari Stasiun Halim. Untuk menuju ke Halim, masyarakat bisa menggunakan LRT Jabodebek dari Stasiun Dukuh Atas, yang juga terintegrasi dengan MRT Jakarta, KRL Jabodetabek, dan Transjakarta.
"Dari sisi fungsi kami melihat bahwa Kereta Cepat akan merubah pola transportasi dan pergerakan masyarakat, itu jarak bisa di bawah satu jam dan akan merubah pola pergerakan manusia," terang Tiko.