Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjelaskan alasan pemilihan Stasiun Manggarai menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral.
"Stasiun Manggarai dipilih menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral mengingat posisinya yang sangat strategis dan perannya yang sangat vital dalam menunjang layanan kereta api di Ibu Kota," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri, Rabu (9/6/2022).
Dia menuturkan saat ini Stasiun Manggarai sudah mengemban peran menjadi stasiun hub untuk tujuh persimpangan jalur kereta api yang terdiri dari jalur kereta api yang mengarah ke Jatinegara, arah ke Jakarta Kota, arah ke Tanah Abang, arah ke Bogor, arah ke depo KRL Bukit Duri, arah ke Pusat Gudang Persediaan, serta mengarah ke Balai Yasa Manggarai.
Hal ini, lanjutnya, membuat Stasiun Manggarai menjadi stasiun tersibuk yang melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap hari sebelum pandemi.
Stasiun Manggarai kemudian dikembangkan oleh DJKA untuk menjadi stasiun sentral yang akan memiliki 18 jalur aktif saat pengoperasian penuh untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas kereta api dan mengurai bottleneck yang sering terjadi.
Keseluruhan jalur tersebut akan melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, serta KA Bandara, sehingga memudahkan masyarakat untuk berganti layanan kereta api dalam satu gedung stasiun.
Baca Juga
Nantinya, sebanyak 8 jalur dari 18 jalur tersebut akan terletak pada lantai dasar (at grade) dan 10 jalur layang di lantai 2, sementara lantai 1 difungsikan sebagai concourse. Pada tahap pengembangan akhir nanti, Stasiun Manggarai juga akan dilengkapi 14 lift dan 14 escalator untuk menunjang pergerakan penumpang.
Selain penambahan jalur, di Stasiun Manggarai juga akan ada penambahan luasan tempat terbuka, sebagai tempat bertemua orang yang lalu lalang di stasiun (concourse), dari yang sekarang sudah terbangun.
“Concourse akan menjadi dua kali lebih luas dibandingkan saat ini, sehingga masyarakat akan lebih nyaman saat melakukan transit dan kegiatan lainnya di dalam stasiun,” ujarnya.
Stasiun Manggarai juga dipersiapkan untuk dapat diintegrasikan dengan moda transportasi lain seperti LRT, Transjakarta, dan transportasi umum lainnya.
Nantinya kawasan di sekitar Stasiun Manggarai juga akan ditata dan dikembangkan oleh DJKA bekerjasama dengan stakeholder terkait dan Pemerintah Daerah untuk menjadi kawasan bisnis terpadu sekaligus menata arus lalu lintas menuju stasiun.