Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Bilang Bantuan Subsidi Upah untuk Korban PHK Difinalisasi dalam Waktu Dekat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pembahasan terkait dengan hal tersebut bersama Kementerian lainnya. Finalisasinya akan dilakukan dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dalam layar) disaksikan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar  Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dalam layar) disaksikan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah membahas rencana penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja atau dirumahkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pembahasan terkait dengan hal tersebut bersama Kementerian lainnya.

“Kita sedang membuat desain untuk memberikan bantuan susbidi upah bagi para pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja atau dirumahkan. Ini kita sedang membahas dengan Kemenko Perekonomian, dan Kementerian Ketenagakerjaan dalam rangka untuk membantu segmen kelompok pekerja yang dirumahkan, atau jam kerjanya menurun,” jelas Sri Mulyani pada konferensi pers APBN KiTa, Rabu (21/7/2021).

Sri Mulyani mengatakan nantinya bantuan ini diharapkan dapat membantu para kelas pekerja yang ikut terdampak akibat pembatasan kegiatan untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

Meski begitu, Sri Mulyani belum mengungkap berapa besaran dana yang akan dikucurkan untuk BSU tersebut. Dia mengatakan pembahasan masih perlu dirampungkan dalam beberapa waktu ke depan.

“Untuk bantuan subsidi upah, kita masih akan memfinalkan dalam beberapa hari ke depan,” kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, pemerintah telah menambah anggaran untuk program Kartu Prakerja sebesar Rp10 triliun, sehingga total anggaran program tersebut kini menjadi Rp30 triliun.

Adapun, anggaran awal Kartu Prakerja sebesar Rp20 triliun ditujukan untuk 5,6 juta peserta penerima program, sementara tambahan Rp10 triliun adalah untuk 2,8 juta peserta.

Berbeda dengan BSU yang kini sedang dibahas, tambahan anggaran Kartu Prakerja diberikan khusus untuk para pekerja yang terdampak pembatasan sehingga mengalami PHK dan penurunan pendapatan.

“Kartu Prakerja ini akan difokuskan untuk pekerja yang mengalami PHK,” kata Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper