Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong pengusaha besar yang menerima insentif fiskal maupun insentif perpajakan dari pemerintah untuk gencar menjalin kemitraan dengan UMKM.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani menyampaikan bahwa dorongan ini mencakup perusahaan dalam dan luar negeri yang mendapatkan tax holiday, tax allowance, maupun fasilitas pembebasan bea masuk alias master list import.
"Itu kita wajibkan untuk bekerja sama dengan UMKM di seluruh Indonesia, terutama di tempat-tempat mereka melakukan operasionalnya," kata Rosan dalam konferensi pers Forum Peningkatan Kompetensi UMKM di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi Tanah Air sekaligus mendorong keberlanjutan usaha UMKM.
Pada hari ini, pihaknya telah secara simbolis mencatat 10 kemitraan perusahaan dengan pelaku UMKM dengan nilai mencapai Rp57,8 miliar.
"Kalau kita lihat volumenya dari insentif fiskal yang kita berikan, maka [nilai] kerja sama antara UMKM dan perusahaan besar per tahun itu akan mencapai ratusan miliar," tuturnya.
Baca Juga
Rosan lantas menjelaskan bahwa pihaknya juga mencoba meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan akses permodalan untuk pelaku UMKM, tidak terkecuali pengusaha penyandang disabilitas.
Dia mencanangkan inklusi pembiayaan untuk pelaku UMKM penyandang disabilitas tidak hanya stagnan pada level 10% hingga 20%, tetapi juga harus terus meningkat.
"Jadi kami juga mendorong terutama bank-bank Himbara [Himpunan Bank Milik Negara] untuk memberikan hak yang sama kepada penyandang disabilitas. Alhamdulillah direspons sangat baik," ujar Rosan.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap program penjajakan bisnis (business matching) ekspor produk UMKM telah mengantongi transaksi sebesar US$90,04 juta atau sekitar Rp1,46 triliun (asumsi kurs Rp16.256 per dolar AS) pada Januari—Juli 2025.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi mengatakan transaksi ini terdiri dari pesanan pembelian (purchase order/PO) senilai US$55,09 juta dan potensi transaksi sebesar US$34,95 juta sepanjang tujuh bulan pertama 2025.
“Untuk Januari—Juli 2025, total transaksi business matching dalam program UMKM Bisa Ekspor telah menembus US$90,04 juta,” kata Puntodewi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (13/8/2025).