Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Ungkap Alasan Prabowo Pilih Negosiasi Dalam Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Presiden Prabowo Subianto memastikan untuk memilih pendekatan negosiasi untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat memaparkan kinerja ekonomi RI di acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4/2025)/Bisnis-Maria Y Benyamin
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat memaparkan kinerja ekonomi RI di acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4/2025)/Bisnis-Maria Y Benyamin

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memastikan untuk memilih pendekatan negosiasi dibanding dengan tindakan pembalasan untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Kepala Negara meyakini langkah diplomatik yang matang dan penuh kehati-hatian menjadi cara yang tepat untuk menghadapi kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS.

Hal ini disampaikannya di depan jajaran investor, ekonom, hingga pelaku usaha lintas sektor di Ruang Assembly Hall, Lantai 9. Menara Mandiri Sudirman, Jl. Jenderal Sudirman No. 54-55, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).

“Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika Serikat merupakan mitra strategis dan revitalisasi perjanjian kerja sama. Kita akan meningkatkan produk dari Amerika,” ujarnya dalam forum itu.

Sebelumnya, Airlangga menyatakan bahwa Presiden Prabowo sendiri yang akan menyampaikan sikap resmi pemerintah terkait kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Trump salah satunya ke Indonesia sebesar 32%.

“Yang akan menyampaikan bapak Presiden langsung. Bicara mengenai respons terhadap perekonomian termasuk tarif," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/4/2025).

Sekadar informasi, pemerintah Indonesia memiliki tenggat hingga 9 April untuk menyampaikan respons resmi atas pemberlakuan tarif impor oleh pemerintah AS tersebut.

AS sendiri akan mulai menerapkan tarif impor minimum sebesar 10% untuk seluruh negara, serta tarif lebih tinggi terhadap negara-negara yang dianggap menghambat akses perdagangan AS.

Nantinya, tiga menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan terbang ke Amerika Serikat untuk menegosiasikan kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

Tiga menteri tersebut yaitu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan AS dalam lima tahun terakhir dengan fluktuasi yang terus meningkat apabila melihat dari nilai surplus perdagangan setiap tahunnya.

Pada 2019 surplus neraca perdagangan dengan AS mencapai US$8,5 miliar yang bertumbuh pada 2020 menjadi US$10,04 miliar. Kemudian, pada 2021 mencapai US$14,52 miliar dan meningkat pada 2022 mencapai US$16,56 miliar. Lalu, pada 2023 mencapai US$11,97 miliar dan pada 2024 tembus di angka US$16,84 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper