Bisnis.com, JAKARTA — Target lifting minyak dan gas (migas) kembali mengalami tren penurunan signifikan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan lifting minyak tahun depan hanya berada di kisaran 580.000 barel per hari (bph) sampai dengan 601.000 bph.
Sementara itu, lifting gas berada di rentang 1.003 juta barel setara minyak per hari (bsmph) sampai dengan 1.047 juta bsmph.
“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,1% hingga 5,5% ditopang oleh terkendalinya inflasi dan perluasan hilirisasi ESDM,” kata Sri Mulyani saat menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025 di rapat paripurna DPR RI, Senin (20/5/2024).
Sementara itu, Sri Mulyani memamatok harga minyak mentah Indonesia atau ICP berada di kisaran US$75 per barel hingga US$85 per barel. Asumsi itu relatif tertahan tinggi akibat tensi geopolitik dunia yang diperkirakan masih berlanjut tahun depan.
“Dengan mencermati tensi geopolitik dan berlanjutnya ketegangan global harga ICP [minyak mentah Indonesia] diperkirakan berada di kisaran US$75 per barel hingga US$85 per barel,” kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp15.300 sampai dengan Rp16.000. Adapun inflasi ditahan di level 1,5% sampai dengan 3,5%.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, dokumen KEM-PPKF merupakan dokumen yang menjadi acuan dalam menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun anggaran 2025.
Sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan bahwa KEM-PPKF yang disusun Kementerian Keuangan tersebut akan mengakomodir program kerja untuk pemerintahan yang baru, salah satunya program makan siang gratis yang merupakan janji politik pasangan Prabowo-Gibran.
Kendati demikian, asumsi lifting migas itu susut signifikan dari postur APBN tahun ini. Pada APBN 2024, lifting minyak ditetapkan sebesar 635.000 bph, serta lifting gas sebesar 1.033 juta bsmph.
Saat ini, APBN menggunakan asumsi CIP sebesar US$82 per barel, dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000 per dolar AS. Sementara inflasi diharapkan terkendali di level 2,8%.