SKK Migas menyetujui work program & budget (WP&B) 2024 untuk target lifting minyak dan gas (migas) di bawah angka yang ditetapkan dalam APBN.
Kendati kegiatan pengeboran dan rencana investasi makin agresif, perkiraan lifting migas sampai akhir tahun ini tetap dipatok lebih rendah dari yang ditargetkan APBN.
“Begitu APBN ditetapkan kita mengerjakan WP&B bekerja 3 bulan dengan seluruh KKKS dengan dinamika diskusinya jumlahnya ternyata sekitar 596 MBOPD relatif turun dari lifting minyak 2023 di level 605,5 MBOPD,” kata Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Seperti diketahui, WP&B 2024 untuk lifting minyak ditetapkan di level 596 MBOPD atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN di level 635 MBOPD.
Sementara itu, hasil diskusi dengan KKKS menyepakati target salur gas untuk 2024 dalam WP&B di level 5.544 MMscfd. Target itu lebih rendah dari batas minimal yang diamanatkan APBN di level 5.6785 MMscfd.
“Nanti kita lihat dengan potensi apa bisa kita naikan, karena masih banyak,” kata Wahju.
Baca Juga
Biasanya, kata dia, lewat program filling the gap atau kegiatan pengeboran di luar WP&B dapat menambah lifting minyak di rentang 15 MBOPD sampai dengan 20 MBOPD. Kendati demikian, dia mengakui, upaya untuk mencapai target WP&B itu belakangan terbilang sulit.
“Sekarang ini kita tahu kita kehilangan sekitar 7.000 BOPD karena banjir, ada sekitar 7 rig yang terhalang dikepung banjir, berapa sudah force majuer dan harus dievakuasi terkait banjir di Sumatera,” kata dia.
Adapun, realisasi lifting minyak hingga akhir 2023 berada di level 605,5 MBOPD atau 92% dari target APBN yang saat itu ditetapan di rentang 660 MBOPD.
Sementara itu, realisasi salur gas hingga akhir 2023 berada di level 5.378 MMscfd atau 87% dari target APBN tahun lalu sebesar 6.160 MMscfd.
Kendati demikian, tingkat Reserves Replacement Ratio (RRR) sepanjang 2023 berhasil mencatatkan torehan positif sebesar 123,5%. Adapun, target RRR untuk tahun ini dipatok lebih rendah di level 120%.