Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang Juni 2025 US$4,10 Miliar, Jaga Rekor 62 Bulan Beruntun

Indonesia mencatat surplus neraca dagang US$4,11 miliar pada Juni 2025, memperpanjang rekor surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini memberikan keterangan pers di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P
Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini memberikan keterangan pers di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus US$4,10 miliar per Juni 2025.

Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjabarkan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor senilai US$23,44 miliar atau naik 11,29% (year on year/YoY). Adapun, nilai impor mencapai US$19,33 miliar. Alhasil Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang US$4,10 miliar.

"Kenaikan ekspor Juni 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas," ujar Pudji pada Jumat (1/8/2025).

Nilai neraca perdagangan Juni 2025 tersebut tercatat lebih rendah dari Mei 2025 yang senilai US$4,30 miliar.

Sebelumnya, para ekonom memperkirakan surplus neraca dagang Juni 2025 akan menyusut. Hal itu tercermin dari konsensus proyeksi yang dihimpun Bloomberg dari 24 ekonom, bahwa surplus neraca dagang diperkirakan sekitar US$3,45 miliar per Juni 2025.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang melihat dari sisi eksternal, neraca perdagangan Juni 2025 diperkirakan masih melanjutkan surplus sebesar US$4,20 miliar, memperpanjang tren surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Ekspor diperkirakan masih tumbuh kuat sebesar 10% (YoY), ditopang oleh peningkatan pengiriman produk kelapa sawit, logam dasar, dan komponen elektronik ke AS dan China.

Sebaliknya, impor hanya tumbuh 5% (YoY), mencerminkan pelemahan permintaan domestik serta berlanjutnya kontraksi PMI manufaktur yang masih berada di bawah level 50.

Adapun, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memprediksi surplus neraca perdagangan Juni 2025 lebih rendah, yakni akan mencapai US$3,32 miliar.

"Hal ini sejalan dengan peningkatan impor dari China, sementara ekspor melambat akibat melemahnya permintaan dari India dan China," tuturnya, Kamis (31/7/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro