Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi harga bergejolak (volatile food) pada mencapai 10,33% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2024.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa tingkat inflasi pada komponen harga bergejolak, termasuk harga pangan, tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2022.
Inflasi harga bergejolak tertinggi sebelumnya tercatat pada Juli 2022 sebesar 11,47%. Artinya, tingkat inflasi harga bergejolak pada Maret 2024 merupakan yang tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
“Inflasi harga bergejolak pada Maret 2024 naik 10,33%, ini tertinggi sejak Agustus 2022. Pada Juli 2022 sempat terjadi inflasi volatile food sebesar 11,47% yang lebih tinggi,” katanya dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).
Amalia juga menyampaikan bahwa tekanan inflasi harga bergejolak juga memberikan andil inflasi terbesar pada Maret 2024, yaitu sebesar 1,64%.
“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga bergejolak adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang putih, dan tomat,” jelasnya.
Baca Juga
Secara umum, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Maret 2024 mencapai 3,05% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,75%.
Amalia mengatakan, seluruh provinsi pada periode Maret 2024 mengalami inflasi, tertinggi di Papua Barat sebesar 4,78% yoy dan terendah di Papua Barat Daya 1,42%.