Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bahan pangan seperti beras, cabai, bawang merah, dan minyak goreng curah mengalami lonjakan harga dibandingkan pekan sebelumnya di rata-rata pasar tradisional Indonesia.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis (9/2/2023) pukul 09.00 WIB, harga beras premium naik 1,49 persen jadi Rp13.580 per kilogram (kg), beras medium naik 0,94 persen jadi Rp11.860 per kg, bawang merah naik 0,34 persen jadi Rp40.840 per kg.
Kedelai juga naik 1,34 persen jadi Rp15.080 per kg, bawang putih naik 1,02 persen jadi Rp28.670 per kg, cabai merah keriting naik 1,86 persen jadi Rp41.610 per kg, cabai rawit merah naik 0,26 persen jadi Rp53.520 per kg, daging sapi naik 0,11 persen jadi Rp134.650 per kg, daging ayam naik 1,63 persen jadi Rp34.260 per kg.
Selanjutnya, harga telur ayam naik 2,12 persen jadi Rp28.920 per kg, gula konsumsi naik 0,35 persen jadi Rp14.440 per kg, tepung terigu naik 0,36 persen jadi Rp11.180 per kg, minyak goreng (migor) curah naik 2,13 persen jadi Rp15.340 per kg, dan ikan tongkol naik 0,08 persen jadi Rp36.490 per kg.
Adapun, minyak goreng kemasan sederhana turun 0,39 persen jadi Rp17.990 per kg, ikan kembung turun 0,10 persen jadi Rp39.120 per kg, jagung turun 2,72 persen jadi Rp5.730 per kg, dan ikan bandeng turun 0,34 persen jadi Rp34.850 per kg.
Sebelumnya, pemerintah berupaya memperkuat ekosistem pangan nasional dengan langkah penguatan BUMN Pangan sebagai agen penyerap (off taker) hasil produksi petani, peternak, dan nelayan. Keberadaan BUMN Pangan yang kuat dan gesit dalam penyerapan dan pendistribusian dapat memperkuat stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi usai rapat dengan Presiden RI membahas Integrasi BUMN Pangan, Senin, (6/2/2023). Dia mengatakan, Presiden Jokowi meminta BUMN Pangan ditugaskan sebagai off taker hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.
Dengan penguatan peran BUMN Pangan sebagai off taker, maka tidak akan ada lagi harga jatuh di tingkat produsen sehingga dapat mendorong para petani dan peternak untuk meningkatkan produksinya di hulu.
“Dalam rapat tersebut dibahas mengenai integrasi BUMN di bidang pangan. Jadi bagaimana kita semua menyiapkan off taker. Bapak Presiden menyampaikan, kalau rakyat ini fokusnya produksi, maka BUMN bisa ditugaskan sebagai off taker,” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (7/2/2023).
Sejalan dengan arahan Presiden, Arief meyakini, kehadiran BUMN Pangan sebagai off taker di tengah masyarakat dapat memberikan jaminan harga dan kepastian penyerapan, maka petani dan peternak bisa fokus meningkatkan produktivitasnya. Kesinambungan proses tersebut memperkuat ekosistem pangan nasional secara berkelanjutan.
“Di sini keberadaan BUMN Pangan yang terintegrasi dan kuat sangat dibutuhkan,” jelas Arief.