Bisnis.com, JAKARTA — Kajian komprehensif ihwal penambahan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) proyek LNG Abadi Blok Masela ditarget rampung pada Agustus 2022.
Nantinya kajian itu digunakan Inpex Masela Ltd. selaku operator untuk mengajukan revisi rencana pengembangan PoD blok Masela yang belakangan diproyeksikan molor hingga 2030 akibat pergeseran fokus konsorsium pada pengembangan aset ramah lingkungan.
“Studi CCUS masih berjalan ditarget selesai Juli atau Agustus [tahun ini],” kata Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno melalui pesan singkat, Selasa (7/6/2022).
Saat ini, Inpex tengah merampungkan studi ukuran yang komprehensif seperti pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon tersebut. Pemasangan CCUS dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela dapat prospektif dengan potensi kredit karbon mendatang.
Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.
Di sisi lain, revisi PoD dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.
Baca Juga
“Mungkin nanti setelah selesai studi tersebut Inpex akan mengajukan revisi PoD untuk kita pertimbangkan, mungkin tahun ini,” kata Julius.
Hanya saja, Shell Indonesia enggan memberi tanggapan lebih rinci ihwal kelanjutan upaya penjualan hak partisipasi 35 persen blok Masela menyusul rampungnya kajian CCUS tersebut.
“Kalau untuk Blok Masela, kami tidak dapat memberikan komentar seputar aktivitas portofolio tersebut,” kata Corporate Communications Shell Indonesia Edit Wahyuningtyas saat dikonfirmasi, Jumat (24/6/2022).
Seperti diberitakan sebelumnya, Inpex Corporation, induk usaha dari Inpex Masela Ltd., memutuskan untuk menunda operasional proyek lapangan migas di Laut Arafuru, Maluku itu hingga 2030, atau molor dari jadwal yang sudah disepakati sesuai dengan Plan of Development (PoD) pada 2027.
Presiden Direktur Inpex, Takayuki Ueda, menyebutkan bahwa penundaan tersebut dilakukan sejalan dengan rencana zero emission strategy, yakni perusahaan akan memasukkan proyek carbon capture storage (CCS) dalam proyek Abadi Masela.
Saat ini, Inpex tengah melakukan studi ukuran yang komprehensif seperti pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau dikenal dengan sebutan CCUS. Pemasangan CCUS tersebut dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela menjadi lebih ramah lingkungan.
“Kami sedang melakukan kajian untuk memasukkan proyek CCUS dalam proyek Abadi dan kami mencoba untuk melakukan cost reduction. Sehingga, proyek ini bisa mengurangi biaya lebih lanjut dan mempromosikan proyek sebagai proyek yang kompetitif dan bersih dengan tujuan memulai produksi pada awal 2030-an,” ungkap Takayuki dalam keterangan resminya, Selasa (22/02/2022).