Bisnis, JAKARTA – Investasi di sektor jasa berhasil menjadi primadona pada 2019. Laju pertumbuhannya pun konsisten mengalami kenaikan dalam empat tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi sektor jasa, baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) pada 2019 mencapai Rp466,4 triliun.
Selain itu, sektor jasa menguasai lebih dari separuh atau mencapai 57,5 persen dari total realisasi investasi Indonesia sepanjang tahun lalu. Adapun nilai realisasi investasi sektor jasa pada 2019 menjadi tercatat menjadi yang terbesar dalam 6 tahun terakhir.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan kinerja sektor jasa tersebut cukup menggembirakan lantaran menjadi kontributor terbesar capaian realisasi investasi 2019. Terlebih, realisasi investasi 2019 menembus Rp809,6 triliiun atau melampaui target awal sebesar Rp792 triliun.
“Kontribusi sektor jasa ini menggembirakan, karena bisa membuat capaian realisasi investasi kita melampaui target di tengah ketidakpastian global. Kenapa sektor jasa yang terbesar, karena sektor ini yang paling menjajikan saat ini di Indonesia,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (29/1/2020).
Namun demikian, dia menilai dominasi investasi di sektor jasa memiliki dampak negatif terhadap perekonomian nasional. Pasalnya, Indonesia terlalu dini melakukan lompatan struktur ekonominya dari berbasis manufaktur ke jasa.
Baca Juga
“Kekhawatiran saya, terlalu cepatnya struktur ekonomi kita, untuk beralih ke sektor jasa sebelum industrinya menguat, akan menimbulkan kerentanan bagi pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.
Dia menyebutkan peralihan struktur ekonomi sebuah negara dari berbasis manufaktur ke jasa, idealnya bisa dilakukan apabila kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto mencapai 30 persen.
Adapun, pada tahun lalu kontribusi sektor manufaktur ke PDB nasional mencapai 19,62 persen.
“Maka dari itu, perlu adanya upaya pemerintah untuk mengarahkan investasi ke sektor manufaktur kita, guna mengimbangi kuatnya minat investasi ke sektor jasa. Supaya struktur ekonomi kita lebih kuat,” ujarnya.