Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Baru AS Ancam Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan

Tarif impor 15% AS mengancam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan, memotong 0,45% tahun ini dan 0,6% pada 2026, terutama memukul sektor baja dan otomotif.
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji
Ringkasan Berita
  • Bank of Korea memperkirakan tarif impor 15% dari AS akan memangkas pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sebesar 0,45% tahun ini dan 0,6% pada 2026.
  • Sektor ekspor, terutama baja dan otomotif, diprediksi paling terdampak akibat biaya yang lebih tinggi dan melemahnya permintaan dari AS.
  • Kesepakatan perdagangan antara Seoul dan Washington menghindarkan tarif 25% dengan komitmen investasi Korea senilai US$350 miliar ke AS, namun tetap berisiko menggerus industri domestik Korea.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Korea (BOK) memperingatkan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan terpangkas akibat tarif impor 15% yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) atas produk ekspor utama, mulai baja hingga otomotif.

Dalam laporannya pada Kamis (28/8/2025), BOK memperkirakan beban tarif baru itu akan memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45% tahun ini dan 0,6% pada 2026. Di sisi lain, inflasi konsumen diproyeksi melambat 0,15% tahun ini dan 0,25% tahun depan.

Bank sentral menjelaskan dampak tarif akan menekan perekonomian melalui jalur perdagangan, pasar keuangan, dan sentimen bisnis. Sektor ekspor diperkirakan menjadi yang paling terdampak, dengan penjualan ke AS turun akibat biaya lebih tinggi yang menggerus daya saing serta permintaan yang melemah. 

Baja dan otomotif disebut sebagai sektor yang terkena pukulan terbesar, meski sebagian pengalihan ekspor ke wilayah lain dapat meredam tekanan.

Adapun Seoul dan Washington berhasil mencapai kesepakatan perdagangan pada akhir Juli yang menghindarkan Korea dari ancaman tarif 25% yang digulirkan Presiden Donald Trump. Sebagai gantinya, Korea menyetujui komitmen investasi senilai US$350 miliar ke AS, di luar rencana investasi swasta yang juga diperkirakan mencapai sekitar US$150 miliar.

“Dana investasi untuk AS yang dibahas bersamaan dengan rencana tarif ini juga perlu dicermati. Meskipun detailnya belum jelas, kombinasi tarif dan dorongan investasi lokal di AS berisiko menggerus industri Korea, dengan dampak lanjutan berupa pelemahan lapangan kerja dan brain drain," tulis BOK dalam laporannya dikutip dari Bloomberg.

Dalam keputusan kebijakan yang sama, BOK menahan suku bunga acuan pada level 2,5%. Otoritas moneter menyebut perlunya memantau perkembangan pasar perumahan serta dampak tarif AS sebelum mempertimbangkan pemangkasan lanjutan.

BOK menambahkan kondisi keuangan juga berpotensi mengetat karena tarif mendorong inflasi di AS dan menunda rencana pemangkasan suku bunga The Federal Reserve. Hal ini berimbas pada kondisi kredit dalam negeri yang makin tertekan sehingga dapat menahan laju investasi dan konsumsi.

Ketidakpastian perdagangan yang meningkat, menurut BOK, menambah lapisan pelemahan dengan menekan belanja rumah tangga dan investasi korporasi, karena dunia usaha memilih menunggu kejelasan prospek dagang.

Meski guncangan awal masih tertahan oleh masa tenggang tarif serta perusahaan yang menyerap sebagian biaya, BOK memperingatkan dampaknya bakal semakin kuat. 

Dalam jangka panjang, Korea menghadapi risiko rantai pasok terganggu, industri domestik tergerus, serta perubahan pola perdagangan global yang berpotensi mengubah struktur ekonominya secara permanen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro