Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan rumah diprediksi mengalami perlambatan, karena menuju tahun politik calon pembeli diprediksi cenderung bersikap menunggu. Namun, penjualan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah ternyata tak selesu penjualan sektor properti lainnya.
Sebelumnya, Ketua Umun DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan bahwa penjualan rumah untuk MBR tidak pernah sepi pembeli dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor ekonomi dan politik.
"Rumah MBR itu mudah terjual, karena masyarakat seperti itu kan kebanyakan bekerja menjual jasa, penghasilannya akan ada terus, mereka malah tidak terpengaruh kalau ada krisis atau pelemahan ekonomi seperti misalnya ketika tahun politk," ungkapnya belum lama ini.
Sejalan, pengembang properti Riscon Realty menyebutkan, penjualannya tetap menjulang pada awal tahun bahkan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Chief of Marketing & Business Development Riscon Realty Gena Bijaksana menuturkan, secara year-on-year pada Januari lalu penjualan Riscon Realty mencapai Rp11 – Rp12 miliar, dua kali lipat dari Januari tahun lalu yang hanya mencapai Rp6 miliar.
“Ini karena kami gencar pemasaran, timnya muda, baru, dan kebanyakan menjual rumah untuk kalangan menengah hingga menengah ke bawah,” ungkapnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Adapun, penjualan produk-produk hunian pengembang juga terbantu oleh adanya pameran properti pada awal Februari. Dalam pameran tersebut, para pengembang berlomba memberikan promosi agar dapat memacu penjualan.
“Target kami dari pameran properti mencapai Rp200 miliar, ini jangka waktunya sampai sebulan ke depan dan trennya bagus, jumlah penjualan hari kedua dua kali lipat dari hari pertama, ya dengan segala macem promo dan paling laku itu yang rumah harga Rp300 juta,” lanjut Gena.
Adapun, lokasi yang banyak menjadi incaran penjualan ada di Bojong Gede, Ciomas, Dramaga, dan beberapa lokasi lainnya.
Riscon Realty merupakan salah satu pengembang yang berfokus pada penjualan perumahan yang berfokus menjual rumah untuk kelas masyarakat menengah ke bawah. Porsi untuk rumah MBR mencapai 60%, sisanya 20-25% untuk kelas menengah dan 15% untuk kelas atas.
Selain itu, pengembang Wika Realty yang pada kuartal IV/2018 meluncurkan proyek apartemen di Jakarta Timur, kini sudah mencatatkan penjualan hingga 40%. Padahal apartemen tersebut belum dibangun.
“Dari awal dipasarkan, sekarang unit yang terjual sudah 40%-nya dari sekitar 500-an unit dan harganya sekitar Rp750 juta hingga Rp1,8 miliar. Artinya prospeknya tetap baik tahun ini. Sekarang kami lagi ngejar Izin Mendirikan Bangunan [IMB] supaya kalau bangunannya ada kan kepercayaan konsumen meningkat, penjualan juga pasti naik,” ungkap Agung Salladin, Direktur Utama Wika Realty, kepada Bisnis, Rabu (13/2).
Prospek penjualan yang baik dari apartemen Wika Realty juga dinilai Agung, muncul dari pemilihan lokasi yang bagus yang secara akses dekat dengan tol Cawang dan dilewati infrastruktur baru yang sebentar lagi rampung.