Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan rumah murah dengan harga di bawah US$58.533 atau senilai Rp951,07 juta (asumsi kurs: Rp16.248) di India terus mengalami penyusutan. Konsultan properti Knight Frank mencatat bahwa suplai rumah murah di India saat ini menjadi yang paling rendah sejak 2018.
Hal tersebut mengindikasikan pengembang mulai berpandangan bahwa rumah untuk segmentasi masyarakat berpenghasilan rendah tak lagi menarik.
Adapun, sepanjang Semester I/2025, Knight Frank mencatat segmen rumah terjangkau di India mengalami penurunan pasokan unit perumahan baru mencapai 30.806 unit. Dengan demikian persentasi pasokan rumah murah tercatat hanya sebesar 22%. Di mana, pada Semester I/2018 posisinya ada di angka 54%.
National Director Research Knight Frank India, Vivek Rathi menjelaskan bahwa penurunan suplai rumah murah itu terjadi lantaran adanya migrasi tren pasar yang kini beralih ke rumah dengan harga lebih mahal dan ukuran lebih besar.
Pergeseran tren itu disebabkan oleh konsumen mulai mencari gaya hidup yang lebih baik. Di samping itu, pengembang juga menilai penjualan rumah premium jauh lebih menguntungkan ketimbang penjualan rumah murah.
Tren ini diproyeksi akan semakin mengakar karena sejumlah pengembang India, mulai dari Mahindra Lifespace Developers Ltd. hingga SignatureGlobal India Ltd., mulai meninggalkan proyek rumah terjangkau dan beralih ke proyek perumahan premium.
Baca Juga
Manajemen SignatureGlobal, Pradeep Anggarwal menjelaskan bahwa migrasi pengadaan rumah premium itu didorong oleh meningkatnya harga lahan dan biaya konstruksi. Sehingga, pengadaan rumah murah dinilai tidak terlalu feasible dilakukan saat ini.
"Meningkatnya biaya lahan dan konstruksi, ditambah dengan batasan harga dari regulasi, semakin menyulitkan banyak pengembang untuk mempertahankan proyek di segmen ini," ujar Pradee.
Adapun, aturan yang dimaksud yakni regulasi mengenai batas harga jual rumah sederhana di India sebesar 5.000 rupee per meter persegi. Di mana, regulasi itu dinilai tidak lagi relevant karena harga rumah terus meningkatnya.
Sejalan dengan Hal itu, Pradeep menjelaskan bahwa SignatureGlobal yang telah membangun 21 proyek perumahan terjangkau di Gurgaon, Haryana, dalam dekade terakhir, kini fokus pada rumah dengan harga di atas 20 juta rupee.
Sementara itu, Mahindra Lifespaces berencana untuk keluar dari segmen ini dan tidak akan memiliki proyek perumahan terjangkau di portofolionya pada Maret 2030.