BISNIS.COM, JAKARTA-PT Pelabuhan Indonesia II menargetkan dapat menurunkan biaya logistik Indonesia mencapai 8% dari produk domestik brutto dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur pelabuhan untuk penerapan sistem pendulum nusantara.
Dirut PT Pelabuhan Indonesia II (PT Pelindo II), R.J. Lino, mengatakan saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari produk domestik brutto yang menyebabkan mahalnya ongkos logistik nasional.
Dia menjelaskan pihaknya menggandeng Bank Dunia untuk memetakan sektor mana saja yang menyebabkan tingginya biaya logistik nasional. Bank Dunia akan melakukan inventarisasi sejumlah pelabuhan yang akan dijadikan sebagai pelabuhan feeder dalam penerapan pendulum nusantara, selama 3-4 bulan.
"Mereka akan melakukan inventarisasi semua infrastruktur pelabuhan baik dari sisi soft infrastruktur maupun hard infrastruktur. Selain itu melakukan studi pada sejumlah perusahaan pelayaran, bea cukai, jasa angkutan darat dan sektor logistik lainnya," katanya.
Sedangkan masa studi untuk menentukan pelabuhan potensial penerapan pendulum nusantara dan studi implementasi penerapan sistem logistik nasional akan dilakukan selama 6-7 bulan.
"Studi Bank Dunia ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sejumlah badan usaha milik negara bidang jasa kepelabuhan agar menentukan pelabuhan mana yang perlu diprioritaskan pengembangannya".
Pendulum nusantara akan diterapkan secara bertahap pada enam pelabuhan utama yakni Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Sorong.(31/yus)