Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono meminta kepada Jokowi-JK melalui Tim Transisi untuk meneruskan Program Pendulum Nusantara dengan menjalankan program tol laut.
Program tol laut yang merupakan program utama dari Jokowi-Jusuf Kalla dianggap Boediono memiliki kemiripan dengan program Pendulum Nusantara yang dimiliki oleh pemerintahan SBY-Boediono.
Deputi Kantor Transisi Andi Widjajanto mengatakan kedua program tersebut memiliki kesamaan di konsepnya.
"Konsepnya sama, yaitu ada kapal kargo berukuran besar yang tiap hari mondar mandir dari Medan sampai Sorong," katanya di Kantor Wakil Presiden, Selasa (2/9/2014).
Walaupun memiliki konsep yang sama, Tim Transisi akan meninjau terlebih dahulu apakah gagasan Pendulum Nusantara benar-benar dapat diteruskan melalui program tol laut.
Andi menjelaskan, program tol laut tidak hanya soal transportasi laut, tapi juga menghubungkan infrastruktur laut dengan infrastruktur darat seperti jalan, rel kereta, serta pasar dan pabrik.
Selain itu, Jokowi menginginkan harus ada enam pelabuhan hub utama di Indonesia.
Salah satu yang paling serius untuk dibangun adalah pelabuhan hub di bagian timur kepala burung Papua.
Pelabuhan hub adalah pelabuhan utama yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional.
Nantinya, pelabuhan hub tersebut tidak hanya menjadi pelabuhan yang melayani pelayaran domestik, namun juga melayani aktivitas pelayaran niaga dari Pasifik Selatan ke Asia Timur.
"Karena hal-hal itu, kami harus lihat apakah gagasan Pendulum Nusantara dapat masuk ke program tol laut. Nanti ada interaksi lebih dalam dengan kementerian perhubungan, kita akan tindaklanjuti dalam dua minggu ke depan," pungkas Andi.