Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Gusar Ada Pihak Jegal DME Batu Bara, Ini Daftar Proyek yang Mandek

Sejumlah proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di dalam negeri hingga kini belum terealisasi.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

2. Indika Energy (INDY)

Tak hanya PTBA, Air Products sebelumnya juga sempat menandatangani nota kesepahaman terkait proyek batu bara menjadi DME dengan PT Indika Energy Tbk. (INDY) di Dubai, Uni Emirat Arab pada November 2021.

Kala itu, Vice President Director dan Group CEO Indika Energy Azis Armand menyebut bahwa proyek DME akan dibangun dekat tambang anak usaha INDY sebagai pemasok batu bara, yakni PT Kideco Jaya Agung.

3. Adaro Energy (ADRO)

Berdasarkan data Kementerian ESDM, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menjadi salah satu pemegang izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang berencana untuk mengembangkan gasifikasi batu bara menjadi DME.

Adaro merancang proyek hilirisasinya akan menghasilkan 2 juta ton metanol per tahun dan DME 1,34 juta ton per tahun. Rencana mulai produksi ditargetkan pada 2026. Nilai investasinya diperkirakan mencapai US$2,61 miliar untuk metanol dan US$2,83 miliar untuk DME.
mongongos

Belakangan, Kementerian ESDM menyebut bahwa proyek DME Adaro terhenti lantaran masih mencari partner.

Sebelumnya, Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro menyebut bahwa pengembangan gasifikasi batu bara menjadi DME relatif sulit untuk direalisasikan saat ini.

Dia mengatakan, pengembangan proyek DME relatif terkendala dari sisi pembiayaan dan kepastian komersial. Menurutnya, pasar DME sebagai produk pengganti LPG relatif terbatas hanya ada di Indonesia, sementara harga LPG domestik relatif diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

“Pasarnya agak spesifik itu agak susah ya, saya terus terang agak kesulitan untuk convince partner untuk bangun pabrik yang biayanya billion of dollar tapi harga LPG-nya tidak secair di pasar lainnya, terus terang ada beban komersial yang perlu diuraikan,” kata Dharma dalam Bisnis Indonesia Green Economy Forum 2023, dikutip Rabu (7/6/2023).

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper