Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk melanjutkan pengembangan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan pihaknya sangat terbuka kepada mitra yang berkompeten pada bidang hilirisasi batu bara tersebut.
“Kami terbuka untuk bekerja sama dengan mitra yang kompeten dalam bidang hilirisasi batu bara untuk bersama-sama mengembangkan industri hilirisasi di Indonesia,” kata Niko saat dihubungi Bisnis, dikutip Sabtu (22/6/2024).
Niko menyampaikan, PTBA berkomitmen terus mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
PTBA, kata Niko, telah mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin.
Selain pengalokasian, PTBA juga menjalin sama dengan berbagai pihak duntuk mendorong peningkatan nilai tambah batu bara.
Baca Juga
“Di antaranya melalui kolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional [BRIN] dan berbagai perguruan tinggi,” ujar Niko.
Dari kolaborasi-kolaborasi serta penelitian dan pengembangan itu, Niko mengharapkan tercipta inovasi yang mempertimbangkan skala keekonomian sehingga hilirisasi batu bara bisa dijalankan.
“Dengan dukungan kuat dari pemerintah, PTBA optimistis hilirisasi batu bara dapat diwujudkan,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, PTBA tengah menjalin komunikasi intensif dengan East China Engineering Science and Technology Co.LTD. untuk melanjutkan program gasifikasi batu bara menjadi DME. Sejauh ini, realisasi proyek terkendala teknologi dan tingkat keekonomian proyek.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, perusahaan China itu menjadi calon mitra paling kuat belakangan yang diharapkan dapat menggantikan Air Products & Chemical Inc (APCI), perusahaan Amerika Serikat (AS) yang jadi rekanan awal PTBA dalam proyek gasifikasi batu bara tersebut.
“Di China itu ada beberapa perusahaan yang memproduksi DME, nah dari yang beberapa itu yang paling serius dengan kami ini East China Engineering Science and Technology,” kata Arsal saat Press Conference Kinerja PTBA Tahun Buku 2023 di Jakarta, Jumat (8/3/2024)
Proyek DME di Muara Enim, Sumatra Selatan itu awalnya ditarget untuk commercial operation date (COD) pada kuartal IV/2027, molor dari target awal 2024. Proyek itupun sempat menarik investasi awal dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp30 triliun.
Saat itu, Air Products menggenggam saham mayoritas mencapai 60% dari proyek gasifikasi itu yang diikuti dengan PTBA dan PT Pertamina (Persero) masing-masing 20%. Sedangkan masa kontrak Air Products ditenggat selama 20 tahun dengan skema opsi build, operate, transfer (BOT) pada akhir kerja sama.
Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.