Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Batu Bara PTBA dan Adaro Mandek, Ini Biang Keroknya!

Kementerian ESDM menyebut proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) milik PT Adaro Energy dan PT Bukit Asam (PTBA) masih belum berjalan.
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). JIBI/Bisnis/Abdurachman DORONG HILIRISASI BATU BARA
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). JIBI/Bisnis/Abdurachman DORONG HILIRISASI BATU BARA

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pengembangan gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) milik PT Adaro Energy dan PT Bukit Asam (PTBA) masih belum berjalan kembali.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut masih mencari partner untuk mengembangkan DME.

Adapun, PTBA ditinggal Air Products & Chemical Inc (APCI), perusahaan Amerika Serikat yang jadi rekanan awal PTBA dalam proyek gasifikasi batu bara.

“Adaro DME-nya berhenti kan, Mereka setahu saya masih cari partner baru ya. Belum ada tanda-tanda lagi,” kata Irwandy saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (21/6/2024).

Irwandy menyampaikan, sebetulnya kedua perusahaan tersebut bakal mengubah produk dari pengembangan gasifikasi batu bara.

Namun, sampai saat ini dirinya tak mengetahui kelanjutan dari isu perubahan tersebut, karena Kementerian ESDM hanya mendapat kabar kedua perusahaan belum mendapatkan partner baru untuk pengembangan DME.

“Kalau nggak salah ada perubahan atau apa gitu belum tau. Tapi yang DME-nya belum dapat partner baru,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun aturan yang memungkinkan pengembangan hilirisasi batu bara dapat menjadi lebih fleksibel. 

Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM, Lana Saria, mengatakan, saat ini sudah ada lima proyek hilirisasi batu bara milik pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) generasi pertama yang telah menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), yang telah disetujui rencana pengembangannya.

Kelima proyek tersebut adalah milik PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Multi Harapan Utama, PT Adaro Indonesia, serta PT Kideco Jaya Agung. 

Namun, dalam perjalanannya, ada beberapa perusahaan yang mengubah rencana pengembangan proyek hilirisasinya

"Pada saat penyusunannya ada beberapa yang barangkali menyusun dengan kurang begitu perencanaan sehingga apabila itu dijalankan dinilai kurang ekonomis. Ada beberapa di dalam perencanaannya yang kemudian akan berganti, misalnya dari perencanaan hilirisasi gasifikasi untuk metanol akan berubah menjadi amonia," ujar Lana dalam acara bertajuk, 'Masa Depan Industri Batu Bara di Tengah Tren Transisi Energi', Kamis (13/6/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper