Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan (HBA) Naik di Juni 2024, Tertinggi US$123 per Ton

Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) naik ke level US$123,00 per ton, dari sebelumnya US$114,06 per ton pada Mei 2024.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) untuk Juni 2024 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau bulan Mei 2024.

Harga batu bara acuan Juni 2024 ditetapkan lewat dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 131.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan Juni Tahun 2024 yang ditetapkan pada 19 Juni 2024.

HBA untuk batu bara kalori tinggi dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR pada Juni 2024 naik ke level US$123,00 per ton, dari sebelumnya US$114,06 per ton pada Mei 2024.

Selanjutnya, HBA dengan kalori 5.300 kcal/kg GAR ditetapkan senilai US$88,65 per ton, atau turun dibandingkan dengan harga acuan bulan sebelumnya di level US$91,77 per ton.

Untuk HBA batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR berada di level US$54,79 per ton, nilai ini turun dari acuan sebelumnya di level US$56,52 per ton.

Kemudian, HBA batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR berada di level US$35,82 per ton, turun sedikit dari HBA bulan sebelumnya di angka US$36,39 per ton. 

Adapun, Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle menguat 0,82% ke level US$136 per metrik ton pada penutupan perdagangan Rabu (19/6). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 menguat 1,52% ke US$140 per metrik ton.

India akan menambah lebih banyak kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara, dibandingkan yang dimilikinya dalam hampir satu dekade pada tahun ini. Hal ini dikarenakan India menggunakan pembangkit listrik untuk mengatasi lonjakan permintaan listrik.

Kemudian, negara dengan populasi terpadat di dunia tersebut diperkirakan akan menambah 15,4 gigawatt pada 2024 hingga Maret 2025. Penambahan ini terbesar dalam sembilan tahun terakhir. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper