Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bawang Merah Anjlok Parah, Bapanas Ungkap Biang Keroknya

Bapanas membeberkan biang kerok harga bawang merah anjlok pada Agustus 2024
Suasana Pasar Palmeriam, Matraman, Jakarta, Kamis (20/4/2023) - BISNIS/Indra Gunawan.
Suasana Pasar Palmeriam, Matraman, Jakarta, Kamis (20/4/2023) - BISNIS/Indra Gunawan.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) membeberkan biang kerok harga bawang merah anjlok pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo mengatakan bahwa harga bawang merah pada pekan kedua Agustus 2024 berada 40,36% lebih rendah atau di bawah harga acuan pemerintah (HAP). 

Adapun, rata-rata harga bawang merah di tingkat produsen per 10 Agustus 2024 telah anjlok ke level Rp14.910 per kilogram. Padahal dalam Perbadan No.17/2023, pemerintah menetapkan HAP bawang merah di tingkat produsen sebesar Rp18.500 - Rp20.000 per kilogram.

Sementara itu, menyitir Panel Harga Pangan Bapanas, rata-rata harga bawang merah di tingkat konsumen secara nasional per 11 Agustus 2024 sebesar Rp26.170 per kilogram. Harga bawang merah tersebut masih di bawah HAP di tingkat konsumen yang ditetapkan yaitu di kisaran Rp36.500 - Rp41.500 per kilogram.

Nyoto pun membeberkan bahwa adanya panen raya dan penurunan konsumsi menjadi biang kerok harga bawang merah merosot jauh di bawah HAP.

"Bawang merah turun di bawah harga acuan pemerintah karena masa panen raya di sebagian besar daerah mencapai puncaknya pada Juli 2024," ujar Nyoto dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (11/8/2024).

Dia menjelaskan, berdasarkan tabel neraca bawang merah, tercatat total produksi bawang merah pada Januari - Juli 2024 mencapai 771.300 ton. Angka produksi itu lebih rendah 4,98% atau 40.040 ton dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, kata Nyoto, angka konsumsi bawang merah juga merosot. Tercatat bahwa konsumsi bawang merah pada Januari - Juli 2024 sebanyak 691.100 ton lebih rendah 1.380 atau 0,2% dibandingkan konsumsi periode yang sama tahun lalu.

"Dengan demikian, ada sekitar 80.200 ton bawang merah yang posisinya mengambang, inilah yang menyebabkan harga bawang merah cenderung menurun," jelasnya.

Sementara itu, Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono mengatakan bahwa disparitas harga bawang merah saat ini mencapai 31,75%.  Dia menyebut, harga bawang merah di tingkat konsumen paling murah ada di NTB yaitu hanya Rp14.222 per kilogram, sementara harga bawang merah tertinggi ada di Papua Pegunungan mencapai Rp60.000 per kilogram.

"Daerah yang harga bawang merah tinggi, bisa bekerja sama dengan daerah yang harganya relatif rendah," tutur Edy.

Merespons anjloknya harga bawang merah, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian, Andi Muhammad Idil Fitri mengeklaim bahwa Kementan telah menyiapkan sejumlah upaya. Kementan, kata dia, telah bekerja sama dengan Bapanas dan BUMN pangan untuk komitmen penyerapan bawang merah petani.

Dia menyebut, komitmen penyerapan itu mencapai 12.500 ton bawang merah, dengan rincian Bulog sebanyak 10.000 ton, ID Food 2.000 ton, dan BUMD Jawa Tengah sebanyak 500 ton.

"Kemaren festival bawang merah di brebes sudah ditandantangani MoU antara kami dengan Perum Bulog," ucapnya.

Selain itu, Kementan juga mendorong ekspor bawang merah ke sejumlah negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam dengan target ekspor 15.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper