Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negosiasi Ekspor Gas ke Singapura Alot, Keputusan Investasi Lapangan Mako Mundur

Conrad Asia Energy Ltd memastikan keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) untuk Lapangan Mako mundur dari target sebelumnya.
Pengeboran minyak lepas pantai. Bloomberg
Pengeboran minyak lepas pantai. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Conrad Asia Energy Ltd (ASX:CRD) memastikan keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) untuk Lapangan Mako mundur sampai pertengahan 2024. Awalnya, FID ditarget rampung pada akhir 2023 lalu. 

Managing Director dan CEO Conrad Miltos Xynogalas mengatakan, mundurnya jadwal FID itu disebabkan karena keterlambatan penyelesaian negosiasi kontrak jual beli gas atau gas sales agreement (GSA) dengan SembCorp Gas Pte Ltd., perusahaan pembangkit Singapura.

Selain itu, kata Miltos, mundurnya jadwal FID juga disebabkan karena negosiasi teknis dan komersial yang masih berlanjut dengan usaha patungan West Natuna Transportation System (WNTS) untuk menyalurkan gas dari Lapangan Mako ke Singapura. 

“Conrad telah membuat kemajuan yang signifikan untuk pengembangan Lapangan Mako di kuartal keempat 2023, kendati terjadi keterlambatan dalam FID yang disebabkan karena perpanjangan negosiasi dengan WNTS,” kata Miltos seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (31/1/2024). 

Kendati demikian, Miltos menuturkan, Conrad telah menyelesaikan desain dan rekayasa atau front-end engineering and design (FEED) untuk Lapangan Mako. 

Berdasarkan pada FEED itu, biaya investasi untuk fase pertama pengembangan lapangan diperkirakan mencapai US$325 juta, lebih tinggi dari estimasi Competent Person's Report (CPR) di level US$251 juta. Naiknya biaya investasi itu disebabkan karena kenaikan biaya di industri. 

“Target penyelesaian GSA disepakati pada kuartal kedua 2024 yang telah disepakati oleh semua pihak,” kata dia. 

Beberapa poin penting dalam negosiasi GSA itu, di antaranya rencana penjualan gas sejak awal masa produksi hingga masa akhir kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) di Blok Duyung berakhir pada 2037.

Dengan total volume penjualan gas mencapai 293 triliun British thermal unit (TBtu) (c 293 Bcf) dengan potensi penambahan mencapai ke level 392 TBtu (c 392 Bcf), setara dengan 71% dan hingga 95% dari keseluruhan pontensi 2C contingent resources mencapai 413 Bcf, seperti yang diuji oleh GaffneyCline Associates pada 26 Agustus 2022. Penjualan gas nantinya bakal mengikuti harga minyak mentah Brent.

Adapun, penyelesaian GSA dari Lapangan Mako itu menjadi krusial untuk Conrad terkait dengan kelanjutan divestasi atau farm-down sebagian hak partisipasi mereka di Blok Duyung yang berada di lepas pantai Cekungan Natuna Barat, Kepulauan Riau. 

Conrad melalui anak usahanya, West Natuna Exploration Limited, memegang 76,5% hak partisipasi di blok migas lepas pantai Duyung PSC bersama dengan Coro Energy Duyung (Singapura) Pte. Ltd (bagian dari Coro Energy Ltd yang terdaftar di London AIM, dengan 15% hak partisipasi) dan Empyrean Energy PLC (8,5% hak partisipasi) sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris. 

Pelepasan sebagian hak partisipasi Blok Duyung dilakukan Conrad menyusul revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan yang disetujui Menteri ESDM Arifin Tasrif pada November 2022 lalu. 

Lewat revisi PoD itu, contingent resources gas dari lapangan gas Mako naik 458% ke level 297 miliar kaki kubik pasca-suksesnya pengeboran apraisal tahun lalu.

Selain itu, otoritas hulu migas juga mengizinkan Conrad untuk melakukan ekspor gas ke Singapura 100% lantaran belum tersedianya infrastruktur transmisi pada pasar domestik. 

Adapun, pasar Singapura telah terhubung dengan pipa West Natuna Transportation System. Pemerintah memberi izin kepada Conrad untuk mengekspor gas sampai dengan 100% pada pasar Singapura lewat pipa tersebut. 

Hanya saja, Conrad mesti mengalokasikan ekspor hingga 25% dari produksi gas ke pasar domestik setelah infrastruktur transmisi dalam negeri terbangun nantinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper