Bisnis.com, JAKARTA — Conrad Asia Energy Ltd (ASX:CRD) memastikan sejumlah pihak telah tertarik untuk ikut bergabung mengambil sebagian hak partisipasi atau participating interest (PI) di Blok Duyung, Lapangan Mako.
Managing Director dan CEO Conrad Miltos Xynogalas mengatakan ketertarikan sejumlah pihak itu belakangan muncul selepas kemajuan negosiasi perjanjian jual beli gas atau gas sales agreement (GSA) dengan SembCorp Gas Pte Ltd., perusahaan pembangkit Singapura. Rencanannya, GSA itu bisa disepakati akhir tahun ini.
“Meningkatnya minat pada farm-down [divestasi] memberikan semangat bagi kita untuk menjadi produsen gas terkemuka di pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia,” kata Miltos melalui keterbukaan informasi dikutip Senin (30/10/2023).
Miltos menuturkan perusahaan telah menyelesaikan sejumlah tahapan penting dalam perumusan GSA dengan SembCorp.
Dia berharap GSA dan Front End Engineering Design (FEED) dapat berjalan sesuai jadwal untuk menyepakati keputusan final investasi atau final investment decision (FID) beberapa bulan ke depan.
“Kami sangat senang dengan kemajuan FEED di Mako, proses tender untuk kontrak signifikan masih berlanjut, dari situ kita akan mengetahui revisi dari ongkos proyek ini,” kata dia.
Baca Juga
Conrad melalui anak usahanya, West Natuna Exploration Limited, memegang 76,5% hak partisipasi di blok migas lepas pantai Duyung PSC bersama dengan Coro Energy Duyung (Singapura) Pte. Ltd (bagian dari Coro Energy Ltd yang terdaftar di London AIM, dengan 15% hak partisipasi) dan Empyrean Energy PLC (8,5% hak partisipasi) sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris.
Pelepasan sebagian hak partisipasi Blok Duyung dilakukan Conrad menyusul revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan yang disetujui Menteri ESDM Arifin Tasfrif pada November 2022 lalu.
Lewat revisi PoD itu, contingent resources gas dari lapangan gas Mako naik 458 persen ke level 297 miliar kaki kubik pasca-suksesnya pengeboran apraisal tahun lalu.
Selain itu, otoritas hulu migas juga mengizinkan Conrad untuk melakukan ekspor gas ke Singapura 100 persen lantaran belum tersedianya infrastruktur transmisi pada pasar domestik.
“Secara paralel dengan negosiasi GSA, kita telah menyaksikan kemajuan signifikan untuk pengembangan Mako dan telah menyelesaikan operasi pertama di sana seperti survei geospasial untuk lapangan pengembangan dan rute jaringan pipa,” kata Miltos.
Adapun, pasar Singapura telah terhubung dengan pipa West Natuna Transportation System. Pemerintah memberi izin kepada Conrad untuk mengekspor gas sampai dengan 100 persen pada pasar Singapura lewat pipa tersebut.
Hanya saja, Conrad mesti mengalokasikan ekspor hingga 25 persen dari produksi gas ke pasar domestik setelah infrastruktur transmisi dalam negeri terbangun nantinya.