Bisnis.com, JAKARTA — Conrad Asia Energy Ltd menilai positif peluang eksplorasi blok migas, WK Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan WK Offshore South West Aceh, yang terletak di sisi barat laut lepas Aceh.
Conrad memenangkan lelang kedua blok migas itu pada November 2022 lalu dengan komitmen pasti 3 tahun pertama mencapai total US$30 juta atau setara dengan Rp470,4 miliar.
Pendiri sekaligus CEO Conrad Asia Energy Ltd Miltos Xynogalas mengatakan, dua WK yang terletak di perairan Aceh itu bakal menjadi portofolio penting bagi perusahaan yang berbasis di Singapura tersebut.
“Aceh ini baru bagi kami, kami sudah bekerja beberapa tahun [di Indonesia] dan tentu bagi Conrad ini penting karena ada temuan lain, kami harap bisa memberikan gas kepada pasar nanti,” kata Miltos selepas penandatanganan kontrak bagi hasil Blok Meulaboh dan Singkil di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/1/2023).
Menurut Miltos, potensi eksplorasi gas di Aceh terbilang besar dengan cakupan kerja yang membentang luas di sisi barat provinsi tersebut. Miltos mengatakan, pihaknya bakal fokus untuk melakukan studi geologi dan 3D seismic acquisition untuk 1 hingga 2 tahun mendatang.
Pada tahun ketiga, Conrad menargetkan dapat mulai melakukan pengeboran sumur di perairan dangkal untuk melanjutkan pada akselerasi program eksplorasi.
Baca Juga
“Produksi mungkin akan lebih dari 3 atau 4 tahun dari sekarang, jadi tidak dalam waktu dekat karena ini masih dalam proses eksplorasi dan butuh waktu untuk onstream,” tuturnya.
Kedua blok migas yang dimenangkan itu diproyeksikan memiliki sumber daya yang cukup melimpah. Blok Meulaboh diestimasikan memiliki sumber daya minyak mencapai 800 juta barel minyak (millions barrels of oil/MMBO) dan gas sekitar 4,8 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).
Sementara itu, potensi sumber daya minyak untuk Blok Singkil berada di kisaran 1,4 miliar barel minyak (billion barrels of oil/BBO) dan gas sebesar 8,6 TCF.
Sebelumnya, aset lain milik Condrad yang juga mencatatkan perkembangan positif adalah blok migas lepas pantai Duyung PSC yang terletak di lepas pantai Indonesia perairan Laut Natuna.
Akhir 2022, Conrad telah menerima persetujuan tertulis dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ihwal revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) untuk Lapangan Gas Mako.
PoD yang sudah disetujui itu memperlihatkan peningkatan sumber daya mencapai 458 persen dan pertumbuhan signifikan pada tingkatan produksi gas selepas kegiatan pengeboran yang sukses pada 2019 lalu. PoD ini merupakan revisi dari PoD awal yang sudah disetujui pada 2018.
PoD yang disetujui itu berdasar pada contingent resources lapangan mencapai 297 miliar kaki kubik dan produksi hariannya mencapai 120 MMsfcd. Selain itu, PoD itu juga mengizinkan ekspor produk gas dari lapangan itu ke Singapura lantaran belum tersedianya infrastruktur transmisi pada pasar domestik.
Conrad memegang 76,5 persen hak partisipasi di blok migas lepas pantai Duyung PSC bersama dengan Coro Energy Duyung (Singapura) Pte. Ltd (bagian dari Coro Energy Ltd yang terdaftar di London AIM, dengan 15 persen hak partisipasi) dan Empyrean Energy PLC (8,5 persen hak partisipasi) sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris.