Bisnis.com, JAKARTA — Conrad Asia Energy Ltd (ASX:CRD) tengah melanjutkan negosiasi kontrak jual beli gas atau gas sales agreement (GSA) Lapangan Mako, Blok Duyung dengan pembeli potensial Singapura dan SKK Migas. Rencananya, GSA itu dapat diselesaikan pada triwulan ketiga tahun ini.
Adapun, penyelesaian GSA dari Lapangan Mako itu menjadi krusial untuk Conrad terkait dengan kelanjutan divestasi atau farm-down sebagian hak partisipasi mereka di Blok Duyung yang berada di lepas pantai Cekungan Natuna Barat, Kepulauan Riau.
Managing Director dan CEO Conrad Miltos Xynogalas mengatakan, perusahaan masih berfokus untuk menyelesaikan sejumlah ketentuan pada negosiasi GSA gas lapangan itu kepada pembeli Singapura saat ini.
“Kita telah memperpanjang lini waktu sebelumnya karena proyek yang terbilang besar tapi kita tetap percaya bahwa negosiasi ini dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat,” kata Miltos melalui keterbukaan informasi, Senin (31/7/2023).
Miltos mengatakan, target penyelesaian divestasi sebagian hak partisipasi Conrad belakangan turut mengalami kemunduran seiring dengan negosiasi GSA Lapangan Mako yang belum selesai pada triwulan kedua tahun ini.
“Perpanjangan waktu [negosiasi GSA] berpengaruh langsung pada proses divestasi yang sekarang kita targetkan dapat berlanjut pada kuartal ini,” kata dia.
Baca Juga
Conrad melalui anak usahanya, West Natuna Exploration Limited, memegang 76,5 persen hak partisipasi di blok migas lepas pantai Duyung PSC bersama dengan Coro Energy Duyung (Singapura) Pte. Ltd (bagian dari Coro Energy Ltd yang terdaftar di London AIM, dengan 15 persen hak partisipasi) dan Empyrean Energy PLC (8,5 persen hak partisipasi) sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris.
Pelepasan sebagian hak partisipasi Blok Duyung dilakukan Conrad menyusul revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan yang disetujui Menteri ESDM Arifin Tasfrif pada November 2022 lalu.
Lewat revisi PoD itu, contingent resources gas dari lapangan gas Mako naik 458 persen ke level 297 miliar kaki kubik pasca-suksesnya pengeboran apraisal tahun lalu. Selain itu, otoritas hulu migas juga mengizinkan Conrad untuk melakukan ekspor gas ke Singapura 100 persen lantaran belum tersedianya infrastruktur transmisi pada pasar domestik.
“Secara paralel dengan negosiasi GSA, kita telah menyaksikan kemajuan signifikan untuk pengembangan Mako dan telah menyelesaikan operasi pertama di sana seperti survei geospasial untuk lapangan pengembangan dan rute jaringan pipa,” kata Miltos.
Dia berharap penyelesaian kontrak jual beli gas itu dapat selesai dalam waktu dekat untuk mempercepat proses divestasi sebagian hak partisipasi di Blok Duyung. Dengan demikian, dia menargetkan Blok Duyung dapat mengalirkan gas pertama sesuai dengan target yang disampaikan ke SKK Migas pada 2025 mendatang.
Adapun, pasar Singapura telah terhubung dengan pipa West Natuna Transportation System. Pemerintah memberi izin kepada Conrad untuk mengekspor gas sampai dengan 100 persen pada pasar Singapura lewat pipa tersebut.
Hanya saja, Conrad mesti mengalokasikan ekspor hingga 25 persen dari produksi gas ke pasar domestik setelah infrastruktur transmisi dalam negeri terbangun nantinya.