Bisnis.com, JAKARTA - Rencana India memperpanjang larangan ekspor berasnya hingga tahun depan dianggap tidak berpengaruh pada harga beras di dalam negeri.
Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core), Eliza Mardian mengatakan, berlanjutnya larangan ekspor beras India tidak akan mengerek harga beras di dalam negeri. Musababnya, 90% kebutuhan beras nasional dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Adapun tahun ini, pemerintah telah menetapkan kuota impor beras hingga 3,5 juta ton. Sebanyak 2 juta ton di antaranya telah direalisasikan secara bertahap sejak awal tahun.
Adapun, tambahan kuota 1,5 juta ton di akhir tahun hanya mampu dipenuhi kontraknya sebanyak 1 juta ton. Artinya 500.000 ton kuota impor beras tahun ini gagal dipenuhi Bulog.
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras pada 2023 akan merosot menjadi 30,9 juta ton, dari produksi tahun sebelumnya mencapai 31,54 juta ton.
"Impor hanya untuk cadangan beras pemerintah saja, sehingga harga beras impor tidak akan terlalu mengerek harga beras di dalam negeri," ujar Eliza saat dihubungi, Rabu (22/11/2023).
Baca Juga
Eliza menjelaskan, harga beras di dalam negeri cenderung lebih dipengaruhi oleh suplai beras di di dalam negeri. Adapun sebagian besar pasokan beras, kata dia, dikuasai oleh pihak swasta dan masyarakat.
Lebih lanjut, restriksi ekspor beras oleh India dianggap menjadi upaya negara itu dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan di dalam negeri. Apalagi, kata Eliza, India juga akan menghadapi tahun politik seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Selain itu, penurunan produksi beras akibat dampak El Nino menjadi faktor lainnya membuat India menahan berasnya keluar.
Adapun untuk menjaga stabilitas beras di Indonesia, Eliza menilai agar pemerintah fokus pada peningkatan produksi di dalam negeri. Teranyar, Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras 2024 sebesar 32 juta ton.
Target tersebut telah merosot dari target sebelumnya yang ditetapkan eks Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi sebesar 35 juta ton. El Nino menjadi alasan Kementan untuk menetapkan target produksi yang dianggap lebih realistis.
"Berbagai strategi perlu dikerahkan untuk mewujudkan hal tersebut [peningkatan produksi]," jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (20/11/2023), laporan Bloomberg menyatakan, Perdana Menteri Narendra Modi yang bakal mencalonkan diri kembali di tahun depan telah berulang kali memperketat pembatasan ekspor berasnya dalam upaya untuk menekan kenaikan harga domestik dan melindungi konsumen India. Bahkan, setelah pemilu, tindakan tersebut kemungkinan akan diperpanjang apabila harga beras di India tidak stabil.
"Selama harga beras dalam negeri menghadapi tekanan ke atas, pembatasan tersebut kemungkinan akan tetap ada," ujar Sonal Varma, Kepala Ekonomi untuk India dan Asia selain Jepang di Nomura Holdings Inc, dikutip dari Bloomberg, Senin (20/11/2023).
B.V Krishna Rao, Presiden Asosiasi Eksportir Beras India mengatakan pemerintah modi ingin memastikan pasokan yang cukup di dalam negeri dan meredakan kenaikan harga. Dia mengatakan pemerintah India kemungkinan akan mempertahankan pembatasan ekspor sampai pemungutan suara tahun depan.