Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh sekaligus Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengkritik pernyataan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto soal tuntutan kenaikan upah minimum dari kalangan buruh.
Sebelumnya, Prabowo meminta buruh agar jangan banyak menuntut kepada pengusaha seiring dengan adanya program-program subsidi yang dia janjikan kelak terpilih menjadi presiden pada 2024.
Said menilai Prabowo tidak sepenuhnya memahami konsep upah minimum. Dia menegaskan bahwa tidak ada relevansi antara subsidi dengan kenaikan upah minimum. Musababnya, ketentuan kenaikan upah masuk dalam konvensi International Labour Organization (ILO).
"Konvensi ILO No.133, itu hukum internasional dan naiknya setiap tahun. Jadi siapa bilang cuma Indonesia doang yang naiknya setiap tahun? Seluruh dunia juga naiknya [upah minimum] tiap tahun," ujar Said dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (10/11/2023).
Prabowo dianggap keliru memahami definisi upah minimum yang setiap tahunnya dituntut agar naik. Said menjelaskan bahwa upah minimum adalah jaring pengaman dari kemiskinan untuk pekerja yang masa kerjanya kurang dari setahun.
Dengan begitu, kata Said, upah minimum tidak ada kaitannya dengan produktivitas. Adapun, saat ini kalangan buruh menuntut kenaikan upah minimum sebesar 15% pada 2024.
Baca Juga
"Kalau upah yang dikaitkan dengan produktivitas itu namanya upah berkala. Pak Prabowo mungkin kurang pengetahuannya, bukan karena ada subsidi dan bantuan pemerintah, tidak. Upah minimum itu untuk daya beli, subsidi satu soal lain," jelasnya.
Sebelumnya, bakal capres Prabowo Subianto mengatakan bakal memberikan segudang subsidi dan bantuan kepada masyarakat termasuk kalangan buruh. Mulai dari subsidi listrik, subsidi BBM, subsidi transportasi, gratis biaya kesehatan dan sekolah hingga makan siang gratis.
Dengan deretan subsidi yang dijanjikan itu, Prabowo minta buruh tidak lagi mendesak pengusaha untuk menaikkan upah. Menurutnya, tuntutan buruh terhadap dunia usaha berisiko terhadap keberadaan investasi di dalam negeri.
"Eh, kau buruh, kau udah dapat ini, itu, angkutan juga kita bebaskan supaya kau kerja juga ringan. Ta sudah dong, jangan kau tuntut-tuntut pengusaha, kalau enggak untung. Pengusahanya bisa pindah ke Bangladesh, Kamboja. Jangan coba mencekik-cekik, kalau pengusaha ditekan-tekan gampang sekali dia pindah," ujar Prabowo dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, dikutip dari YouTube Indef, Jumat (10/11/2023).