Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Layanan LRT Jabodebek Tak Optimal, Harga Tiket Bakal Turun?

Kemenhub menjelaskan soal evaluasi yang dilakukan terhadap layanan LRT Jabodebek yang saat ini tak optimal akibat belasan trainset masuk bengkel.
Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum memiliki rencana untuk menurunkan harga tiket LRT Jabodebek ditengah operasionalnya yang kurang optimal akibat keterbatasan armada kereta.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan pihaknya terus melakukan evaluasi pada LRT Jabodebek secara rutin dari waktu ke waktu. Dia menuturkan, masalah seperti keausan roda kereta ditemukan setelah adanya evaluasi tersebut.

Dia menuturkan, hasil evaluasi tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan serta aspek keselamatan dari moda transportasi ini. Risal juga mengatakan, Kemenhub belum akan merevisi skema tarif LRT Jabodebek yang berlaku saat ini.

"Jangan buru-buru, ini kan dalam rangka keselamatan evaluasinya. Kita mencegah kejadian-kejadian dan memperbaiki dari temuan yang ada," kata Risal dalam acara Groundbreaking Proyek LRT Jakarta fase 1B Velodrome-Manggarai di Stasiun Velodrome, Jakarta pada Senin (30/10/2023).

Adapun, tarif LRT Jabodebek untuk hari kerja pada Senin-Jumat masih tetap seperti skema sebelumnya, yakni minimal Rp3.000 dan tarif maksimal Rp20.000.

Sementara itu, tarif untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional adalah minimal Rp3.000 dan maksimal Rp10.000. Tarif promo ini diberlakukan mulai 22 Oktober 2023.

Adapun, terkait masalah pembubutan roda, Risal mengatakan Kemenhub telah berdiskusi dengan PT LRT Jakarta. Dia menuturkan, PT LRT Jakarta juga memiliki mesin bubut yang dapat digunakan oleh LRT Jabodebek untuk mengakselerasi proses perawatan roda tersebut.

"Saya juga ngomong ke teman-teman LRT Jakarta dan Jakpro, mereka punya mesin bubut yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat kalau harus dibubut," kata Risal.

Sebelumnya, Ketua Forum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menilai berkurangnya jumlah armada operasional LRT Jabodebek seharusnya tidak terjadi pada tahap awal operasi moda transportasi ini.

Aditya menjelaskan, memasuki bulan kedua operasi komersial, LRT Jabodebek seharusnya sudah memasuki periode untuk menambah frekuensi perjalanan, mempersingkat headway, serta memperpanjang waktu operasional moda transportasi ini.

Menurut Aditya, pengurangan jumlah armada operasional akan berdampak pada waktu kedatangan antarkereta yang semakin panjang. Hal ini akan memengaruhi kenyamanan warga dalam menggunakan layanan ini.

Dia menuturkan, masalah ini dapat berimbas pada menurunnya minat masyarakat untuk menggunakan LRT Jabodebek.

“Seharusnya ini [penurunan jumlah armada] tidak terjadi. Padahal, minat dan animo masyarakat saat ini juga sudah mulai terbentuk,” jelas Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper