Perdagangan Terancam
Keputusan China melarang impor makanan laut dari Jepang juga mengancam perdagangan makanan laut kedua negara. Pasalnya, Negeri Panda ini tercatat sebagai pasar ekspor tunggal untuk ikan, krustasea, dan invertebrata air Jepang.
“Kami telah melakukan demarkasi serius ke Jepang dan memintanya menghentikan kesalahan ini,” kata tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri China, dilansir Bloomberg, Kamis (24/8).
Nilai ekspor makanan laut dari Jepang ke China tercatat mencapai US$600 juta pada 2022. China menjadi pasar ekspor terbesar bagi komoditas seafood Jepang.
Sementara itu, Hong Kong menjadi tujuan ekspor seafood kedua terbesar dari Jepang. Ekspor seafood ke China dan Hongkong tercatat mencapai 42 persen dari total pengiriman ke luar Jepang pada 2022.
Menteri Perindustrian Jepang Yasutoshi Nishimura angkat suara soal larangan impor seafood oleh pemerintah China. Pemerintah Jepang meminta China untuk mencabut larangan impor tersebut.
Sementara itu, saham perusahaan Jepang yang sangat bergantung pada permintaan China anjlok akibat larangan dari China.
Baca Juga
Perusahaan kosmetik yang berbasis di Tokyo, Shiseido Co. turun 2,6 persen ke level terendah dalam sembilan bulan pada Selasa (29/8), Pesaing lokal Shiseido termasuk Pola Orbis Holdings Inc. dan Kose Corp. juga mengalami penurunan. Department store Takashimaya Co. turun lebih dari 3 persen, dan operator Don Quijote, Pan Pacific Holdings Corp. turun lebih dari 4 persen.
Kepala fund manager Mito Securities Co. Hajime Sakai mengatakan bahwa reaksi pemerintah China terhadap pembuangan air limbah yang telah diolah oleh Jepang agak mengejutkan.
"Laporan media lokal mengenai pembatalan tur dan boikot ke Jepang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa dampaknya terhadap bisnis dapat menyebar secara tak terduga saat China bersiap untuk musim permintaan perjalanan,” ungkap Sakai seperti dilansir Bloomberg, Rabu (30/8).