Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Fosfat, Bahan Baku Pupuk yang Kini Dipakai untuk Baterai Mobil Listrik

Tak hanya digunakan untuk pupuk, kini fosfat juga makin banyak dimanfaatkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Penampakan mineral fosfat. Scott Audette/REUTERS
Penampakan mineral fosfat. Scott Audette/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan tambang Norge Mining baru-baru ini menemukan deposit bawah tanah batuan fosfat yang diperkirakan mencapai 70 miliar ton di Norwegia.

Jumlah deposit jumbo itu disebut dapat memenuhi kebutuhan pupuk, panel surya, hingga baterai kendaraan listrik dunia hingga 50 tahun mendatang.

Dilansir dari BBC, Senin (10/7/2023), sekitar 90 persen batuan fosfat yang ditambang digunakan untuk memproduksi pupuk bagi industri pertanian.

Sumber daya fosfat di dunia jumlahnya terbatas. Ada kekhawatiran ketergantungan pada fosfat, yang hampir habis di seluruh dunia, dapat menyebabkan kekurangan pangan.

Sebelum penemuan di Norwegia, cadangan batuan fosfat terbesar di dunia berada di wilayah barat Sahara, Maroko, yakni sekitar 50 miliar ton. Menurut perkiraan Survei Geologi AS, China memiliki 3,2 miliar ton fosfat dan Mesir 2,8 miliar ton.

Oleh Uni Eropa, fosfat telah ditetapkan sebagai daftar mineral penting bagi perekonomian Benua Biru itu. 

Tak hanya pupuk, kini fosfat juga makin banyak dimanfaatkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik, yakni jenis baterai lithium iron phosphate (LFP).

Sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik

Mengutip laman resmi Norge Mining, berdasarkan laporan dari Electronics 360, sekitar 19 persen kendaraan listrik dunia ditenagai oleh baterai lithium iron phosphate. Penggunaan LFP awalnya dipelopori China dan kemudian mulai diadopsi oleh produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla.

Ford juga berencana untuk menggunakan baterai LFP untuk dua model mobilnya, Mustang Mach-E pada tahun ini dan F-150 Lightning pada 2024.

LFP bekerja dengan menggunakan litium besi fosfat sebagai katoda dan grafit sebagai elektroda. LFP telah meningkatkan daya tahan dan dapat diisi ulang setiap hari dari 0 persen hingga 100 persen.

Baterai LFP juga disebut lebih murah untuk diproduksi karena tidak bergantung pada komoditas nikel atau kobalt yang pasokannya terbatas dan harganya mahal.

Keunggulan lainnya, LFP kurang rentan terhadap pelarian termal yang dapat menyebabkan panas berlebih atau kebakaran dan ledakan. Sisi negatifnya, LFP lebih lambat dalam pengisian daya pada suhu yang lebih dingin. Karena bobotnya, LFP paling cocok untuk mobil entry-level yang diperkirakan tidak akan menempuh jarak jauh atau membutuhkan performa tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper