Bisnis.com, JAKARTA — Eramet Indonesia mengungkapkan perkembangan penelitian terkait eksplorasi potensi lithium di Bledug Kuwu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Penelitian ini bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet menuturkan, pihaknya telah membawa sampel lithium dari Bledug Kuwu untuk diteliti lebih lanjut di Prancis, negara asal Eramet. Menurutnya, sampel itu akan diteliti untuk mengukur kadar lithium yang terkandung di dalamnya.
"Jadi, kami punya program ini bersama Badan Geologi. Hari ini kami sudah mengambil sampel. Jadi, intinya, lithium yang mungkin terkandung di daerah vulkanik," kata Jerome di Jakarta, Senin (25/8/2025).
Dia menjelaskan, sejatinya lithium dapat ditemui di berbagai daerah. Namun, kualitas dan kadar lithium yang dikandung di dalamnya bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian untuk mengetahui kadar lithium menjadi keniscayaan.
"Karena begitulah keseluruhan proses tentang lithium. Anda bisa menemukan lithium di beberapa daerah, tetapi jika konsentrasinya terlalu rendah, industrialisasinya tidak mungkin. Jadi itulah yang sedang kami coba periksa saat ini dengan pusat penelitian kami di Prancis," jelas Jerome.
Asal tahu saja, Badan Geologi Kementerian ESDM menggandeng Eramet Indonesia untuk studi terkait potensi cadangan lithium di Tanah Air sejak 2024 lalu. Hal ini tak lepas dari upaya pemerintah memperkuat ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Berbagai aspek mulai dari studi teknis, eksplorasi hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia menjadi bagian dalam kerja sama yang akan berlangsung selama 5 tahun tersebut.
Lithium merupakan salah satu komponen bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik (EV). Sayangnya, Indonesia belum memiliki jenis mineral tersebut. Indonesia baru memiliki sumber daya alam sebagai bahan baku baterai, seperti kobalt, nikel, hingga mangan.
Oleh karena itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya berencana melakukan impor lithium dari Australia.
"Mangan-kobalt kalian [investor] bisa dapat. Nah, sekarang kita lagi ada kerja sama dengan Australia untuk kita impor dari negara mereka tentang lithium," ujarnya beberapa waktu lalu.
Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menyebut, selama ini impor lithium diambil dari negara-negara Afrika. Menurutnya, dengan mengalihkan impor dari Australia, biaya logistik pun bisa ditekan. Pasalnya, jarak antara Indonesia dengan Australia lebih dekat dibanding Afrika.
"Nah, memang secara ekonomis akan jauh lebih ekonomis dari Australia karena biaya transportasinya ada. Beberapa teman-teman pelaku usaha itu sudah mengambil tambang di sana," tutur Bahlil.
Kendati demikian, Bahlil belum bisa mengungkapkan berapa potensi volume impor lithium dari Australia yang bakal dieksekusi. Sebab, rencana itu masih dalam kajian.
"Saya belum tahu volumenya berapa karena saya bukan pengusahanya ya," katanya.
Buru Lithium, Eramet Teliti Sampel dari Grobogan di Prancis
Eramet Indonesia meneliti sampel lithium dari Grobogan di Prancis untuk mengevaluasi potensinya. Kerja sama dengan Badan Geologi ESDM ini mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : M Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

14 menit yang lalu
Bulog Bakal Permudah Pedagang Pesan Beras SPHP Lewat WhatsApp

22 jam yang lalu
PGN Pastikan Pelanggan Industri Terlayani Optimal 100%

57 menit yang lalu