Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Norwegia Temukan Harta Karun 70 Miliar Ton Fosfat, RI Juga Punya Loh!

Indonesia ternyata juga memiliki potensi sumber daya fosfat yang tersebar di sejumlah provinsi.
Mineral fosfat./ dok wikipedia
Mineral fosfat./ dok wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini, perusahaan pertambangan Norge Mining menemukan cadangan 70 miliar ton mineral fosfat di Norwegia. Jumlah temuan itu diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik dan panel surya secara global untuk 100 tahun ke depan.

Fosfat telah lama digunakan secara luas sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Namun, seiring berkembangnya zaman, fosfat juga mulai dimanfaatkan untuk kendaraan listrik, yakni dalam bentuk baterai lithium iron phosphate (LFP).

Adapun, Indonesia saat ini merupakan salah satu negara pengimpor fosfat dari beberapa negara. Kendati demikian, mengutip Indonesian Minerals Year Book 2018 yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Indonesia ternyata juga memiliki potensi sumber daya fosfat yang totalnya sebanyak 23,33 juta ton dan tersebar di beberapa provinsi.

Sampai saat ini, sumber daya fosfat yang ada di Indonesia merupakan jenis fosfat guano, terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat. Fosfat guano terbentuk dari akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sumber daya batuan fosfat yang terbesar berada di daerah Jawa Timur. Teridentifikasi Jawa Timur menyimpan sumber daya hipotetik fosfat mencapai 15,4 juta ton, sumber daya tereka fosfat 27.000 ton, dan sumber daya terukur fosfat 31.970 ton.

Sumber daya hipotetik fosfat juga teridentifikasi di Jawa Barat 2,5 juta ton, Jawa Tengah sejumlah 703.750 ton, Nusa Tenggara Timur 120.090 ton, Kalimantan Selatan 166.200 ton, Aceh 141.000 ton, Kalimantan Timur 2.100 ton, dan Sulawesi Selatan 1.500 ton.

Sementara itu, sumber daya tertunjuk diidentifikasi ada di Papua Barat yang mencapai 4,1 juta ton dan Jawa Tengah 12.400 ton.

Mengutip Jurnal Teknologi Mineral dan Batu Bara Volume 5 dengan judul 'Studi Bioleaching Batuan Fosfat Menggunakan Jamur Aspergillus Niger, kadar fosfat dalam batuan fosfat di negeri ini umumnya rendah dan mengandung pengotor besi dan aluminum relatif tinggi ( ±10 dan 11 persen). Dengan kadar fosfat tersebut, kebutuhan bahan baku fosfat untuk pupuk di Indonesia masih dipenuhi dari impor yang harganya relatif mahal.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengimpor pupuk sebanyak 6,39 juta ton pada 2022. Negara asal impor pupuk terbesar adalah China sebesar 1,654 juta ton, Kanada sebesar 1,204 juta ton, Mesir sebesar 754.000 ton dan Rusia sebesar 743.000 ton.

Selain itu, Indonesia juga banyak membeli pupuk dari Belarusia 569.000 ton, Australia 188.000 ton, Jerman 188.000 ton, Vietnam 116.000 ton, Malaysia 104.000 ton, dan Norwegia 51.000 ton.

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia banyak mengimpor pupuk karena pupuk produksi lokal belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Kebutuhan pupuk di Indonesia ini harusnya 13 juta ton. Di Indonesia baru bisa berproduksi 3,5 juta ton," kata Presiden Jokowi, disiarkan situs resmi Presiden RI, Jumat (10/3/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper