Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Ungkap Penyebab Inflasi Indonesia Melandai di Bawah 4 Persen

BPS mengungkap inflasi melandai akibat rendahnya inflasi pada komponen harga bergejolak atau volatile food sebesar 1,2 persen.
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan capaian inflasi Indonesia pada pertengahan tahun 2023 terus melandai hingga di bawah batas atas target makro pemerintah, yaitu 4 persen. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan secara tahunan atau year-on-year (yoy), inflasi Juni 2023 sebesar 3,52 persen. 

Sementara secara tahun kalender atau year-to-date (ytd), inflasi telah mencapai 1,24 persen. Tren inflasi ini terpantau mengalami penurunan dan menjadi yang terendah sejak April 2022. 

“Inflasi tahunan konsisten mengalami penuruan sejak Maret 2023,” ujarnya dalam Rilis BPS, Senin (3/7/2023). 

Melihat lebih rinci, berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar tercatat di kelompok transportasi yaitu sebesar 10,18 persen dan memberikan andil 1,23 persen terhadap inflasi umum. 

Pudji memaparkan bahwa penyumbang terbesar terjadinya inflasi pada Juni 2023 berasal dari bensin yang memberikan andil 0,84 persen, beras 0,38 persen, dan rokok kretek filter berkontribusi sebesar 0,22 persen. 

Selain itu, kontrak rumah turut mendorong inflasi pada Juni 2023 dengan andil 0,13 persen serta bahan bakar rumah tangga sebesar 0,12 persen. 

Di sisi lain, inflasi tersebut berhasil ditekan dan melandai akibat inflasi yang cukup rendah pada komponen harga bergejolak atau volatile food sebesar 1,2 persen. Pada Mei 2023 tercatat inflasi harga bergejolak sebesar 3,28 persen. 

Penurunan inflasi ini didorong oleh deflasi dari kelompok pangan, seperti ikan segar sebesar 0,02 persen, bawang merah dan minyak goreng yang masing-masing sebesar 0,01 persen. 

Selain komponen harga bergejolak, inflasi komponen inti sebear 2,58 persen juga tercatat lebih rendah dari Mei 2023 y ang mencapai 2,66 persen. 

Komponen harga diatur pemerintah juga tercatat menurun dari bulan sebelumnya sebesar 9,52 persen menjadi 9,21 persen. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM per 1 Juni 2023. 

Sebelumnya, para ekonom satu suara bahwa inflasi akan terus melandai dan berada di dalam zona target pemerintah, yaitu rentang 2-4 persen. 

Menurut mereka, hal yang menjadi ancaman adanya potensi lonjakan inflasi di sisi tahun ini ialah musim kemarau atau masuknya El Nino di Indonesia. 

“Kami melihat inflasi akan terus menurun dan tetap berada dalam kisaran target ke depan. Namun demikian, El Nino dan cuaca ekstrem tetap menjadi dua tantangan yang perlu diantisipasi dampaknya terhadap inflasi pangan,” ujar Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, dikutip, Senin (3/7/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper