Proses divestasi Shell berlarut-larut
4. Proses divestasi Shell berlarut-larut
Empat tahun berselang sejak Shell mengumumkan niatnya untuk hengkang, proses divestasi belum juga usai. Padahal, SKK Migas sempat menyebut bahwa pelepasan hak partisipasi Shell hanya akan memakan waktu kurang lebih 18 bulan.
Perkembangan terakhir, PT Pertamina (Persero) dan mitranya tengah melakukan negosiasi untuk mengambil alih hak partisipasi Shell di Blok Masela. Namun, negosiasi rupanya berjalan alot.
Bahkan, Menteri ESDM Arifin Tasrif baru-baru ini mengungkapkan kejengkelannya karena divestasi Shell berjalan berlarut-larut. Dia menyebut, harga yang ditawarkan Shell terbilang tinggi yang belakangan membuat konsorsium Pertamina ragu untuk mengakuisisi saham Shell.
“Yang merasa dirugikan sekarang Indonesia, kita nggak mau hal ini terjadi, Inpex [operator] sudah ada kesungguhannya, tapi nggak tahu Shell ini sudah mundur nggak bertanggungjawab, tulis itu,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Arifin mengingatkan pemerintah bakal bertindak serius apabila Shell tetap tidak kooperatif untuk mempercepat proses divestasi 35 persen hak partisipasi di blok tersebut. Konkretnya, kata Arifin, pemerintah bakal mengambil 35 persen hak partisipasi Shell tersebut tahun depan apabila tidak ada kemajuan dari sisi peralihan saham.
Baca Juga
Rencana itu, kata Arifin, sudah menjadi kesepakatan dalam revisi rencana pengembangan pertama yang diteken pada 2019 lalu. Lewat revisi PoD itu, kata dia, pemerintah dapat melelang ulang hak partisipasi pengelolaan blok jika setelah 5 tahun tidak ada kemajuan pengerjaan
5. Penambahan fasilitas CCS
Tak hanya persoalan divestasi Shell, perubahan PoD untuk penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) yang diajukan Inpex juga turut memengaruhi target onstream Blok Masela.
Inpex beralasan ingin memasukkan fasilitas CCS ke dalam pengembangan lapangan untuk meningkatkan daya saing blok migas tersebut di tengah transisi energi yang sedang bergulir.
Hitung-hitungan awal SKK Migas terkait dengan PoD Blok Masela itu memperlihatkan potensi molornya target onstream lapangan selama 2 tahun yang sebelumnya dipatok komersial pada 2027 mendatang.
Sejauh ini, tambahan belanja modal untuk fasilitas CCS di Blok Masela diperkirakan mencapai US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21,02 triliun (asumsi kurs Rp15.015 per US$).