Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jengkel Divestasi Shell Berlarut-larut, Pemerintah Siap Lelang Ulang Blok Masela

Pemerintah dimungkinkan untuk melelang ulang hak partisipasi Shell di Blok Masela bila negosiasi divestasi tak kunjung rampung.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat pada Jumat (9/9/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Berlarutnya proses divestasi 35 persen hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd di proyek LNG Abadi Blok Masela sejak 2019, membuat negara dirugikan. 

Setelah 4 tahun berlalu, negosiasi terbaru antara konsorsium PT Pertamina (Persero) bersama dengan Petroliam Nasional Berhad atau Petronas untuk mengambil alih hak partisipasi itu tidak kunjung sampai pada kata sepakat. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, harga yang ditawarkan Shell terbilang tinggi yang belakangan membuat Konsorsium Pertamina ragu untuk mengakuisisi saham Shell di salah satu ladang gas terbesar di Indonesia saat ini.

“Yang merasa dirugikan sekarang Indonesia, kita nggak mau hal ini terjadi, Inpex [operator] sudah ada kesungguhannya, tapi nggak tahu Shell ini sudah mundur nggak bertanggungjawab, tulis itu,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2023). 

Arifin mengingatkan pemerintah bakal bertindak serius apabila Shell tetap tidak kooperatif untuk mempercepat proses divestasi 35 persen hak partisipasi di blok tersebut. Konkretnya, kata Arifin, pemerintah bakal mengambil 35 persen hak partisipasi Shell tersebut tahun depan apabila tidak ada kemajuan dari sisi peralihan saham. 

Rencana itu, kata Arifin, sudah menjadi kesepakatan dalam revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) pertama yang diteken pada 2019 lalu. Lewat revisi PoD itu, kata dia, pemerintah dapat melelang ulang hak partisipasi pengelolaan blok jika setelah 5 tahun tidak ada kemajuan pengerjaan

“Kan 5 tahun kalau tidak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali, termasuk kemungkinan untuk itu [lelang ulang], ini kan sudah beberapa tahun, 2019 sampai 2023 sudah 4 tahun, makanya kita ingetin aja,” kata dia. 

Di sisi lain, Inpex Corporation, lewat anak usahanya Inpex Masela Ltd, telah resmi menyampaikan revisi rencana pengembangan lapangan untuk penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di proyek LNG Abadi Blok Masela kepada pemerintah awal April 2023.

Penyampaian revisi rencana pengembangan lapangan itu dilakukan seiring dengan negosiasi Konsorsium Pertamina untuk melakukan penawaran mengikat atau binding offer atas 35 persen hak partisipasi yang ingin dilepas Shell Upstream Overseas Ltd di proyek LNG Abadi Blok Masela bulan lalu. 

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, harga transaksi saham 35 persen hak partisipasi itu belakangan sudah mendekati kata sepakat antara Shell dan konsorsium Pertamina-Petronas. Hanya saja, negosiasi masih berlanjut hingga saat ini. 

“Gap [harga]-nya sudah semakin kecil,” kata Tjip, sapaan karibnya, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/5/2023) malam. 

Tjip berharap transaksi jual beli saham itu dapat menemui titik sepakat bulan depan. Tenggat itu diharapkan tidak memengaruhi target komersial lapangan yang sudah beberapa kali mengalami kemunduran.

Konsorsium Pertamina disebut perlu menyiapkan anggaran paling sedikit US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21 triliun untuk mengakuisisi PI Shell sebesar 35 persen di Blok Abadi Masela.  

Berdasarkan data SKK Migas, Shell telah mengucurkan US$875 juta untuk mengakuisisi PI 35 persen di Blok Abadi Masela dan mengucurkan investasi senilai US$700 juta sehingga total dana yang telah dikeluarkan Shell untuk pengembangan lapangan tersebut sudah mencapai US$1,4 miliar.  

Di samping itu, Pertamina juga masih harus menyiapkan anggaran senilai US$6,3 miliar untuk modal kerja di Masela dalam 5 tahun ke depan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper