Bisnis.com, JAKARTA — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mengungkap penurunan penjualan semen dan klinker dengan total volume 8,8 juta ton pada semester I/2025, turun 140.000 ton atau turun 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary INTP Dani Handajani mengatakan penjualan domestik (semen dan klinker) sebesar 8,6 juta ton atau turun -2,4% yoy. Sedangkan, volume ekspor meningkat 45,8% menjadi 237.000 ton.
Adapun, pangsa pasar INTP untuk penjualan domestik secara keseluruhan tetap stabil pada angka 29,5% pada kuartal II/2025.
“Meskipun permintaan semen domestik menurun pada paruh pertama tahun ini, kami memperkirakan volume akan meningkat pada paruh kedua tahun ini,” kata Dani dalam laporan terbaru yang diterima Bisnis, Rabu (13/8/2025).
Optimisme tersebut didorong oleh proyeksi cuaca yang lebih kering, hari libur yang lebih sedikit, dan peningkatan belanja konstruksi menjelang akhir tahun.
Dani merujuk pada laporan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang menyebutkan bahwa penurunan penjualan pada paruh pertama tahun ini secara keseluruhan sebesar 3,1% yoy.
Penurunan semen secara nasional ini terutama disebabkan oleh kontraksi -10,2% di pasar semen curah, akibat penurunan permintaan dari proyek Ibu Kota Negara baru Nusantara (IKN) dan pemangkasan anggaran infrastruktur yang diumumkan awal tahun ini.
Kendati demikian, pasar semen kantong tetap stagnan karena daya beli masyarakat yang masih lemah.
Adapun, sejalan dengan penurunan volume penjualan INTP, pendapatan neto perseroan tercatat sebesar Rp8.032,8 miliar, turun -1,1% dan beban pokok pendapatan juga menurun -2,3% menjadi Rp5.690,9 miliar.
Alhasil, INTP mencatatkan margin laba bruto sebesar 29,2%, lebih tinggi dibandingkan 28,3% pada periode yang sama tahun lalu.
“Secara keseluruhan, kami merevisi proyeksi menjadi volume semen domestik yang stagnan untuk tahun 2025,” tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya akan memantau tren pasar dengan fokus kuat pada efisiensi biaya dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif (AF).
Dalam hal ini, salah satu proyek utama fasilitas bahan bakar alternatif sedang berlangsung di Kompleks Pabrik Grobogan dimana bisa menambah kapasitas pengumpan biomassa dari 10 ton per hour (tph) menjadi 40 tphdengan target beroperasi penuh pada kuartal IV/2025.