Bisnis.com, JAKARTA – Proyek LRT Jabodebek dipastikan tidak akan kembali mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun jelang masa operasi pada 12 Juli 2023.
Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI, Mochamad Purnomosidi, mengatakan, proyek ini sempat mengalami cost overrun. Dia menjelaskan, pembengkakan biaya tersebut disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian lahan depo kereta akibat pandemi virus Corona.
“Ada lahan depo yang belum selesai waktu itu, jadi mau tidak mau mengalami kemunduran yang berdampak pada penambahan biaya,” kata Purnomosidi, dikutip pada Senin (15/5/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis, operator LRT Jabodebek, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyebutkan estimasi cost overrun tersebut adalah sebesar Rp2,6 triliun. Angka tersebut meliputi peningkatan biaya praoperasi dan biaya Interest During Construction (IDC).
Dengan peningkatan tersebut, PT KAI mencatat nilai proyek LRT membengkak dari sebelumnya Rp29,9 triliun menjadi total Rp32,5 triliun.
Untuk menutupi pembengkakan biaya, pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bersumber dari APBN 2021 sebesar Rp6,9 triliun kepada PT KAI. Dana tersebut digunakan untuk melanjutkan pembangunan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)
Baca Juga
Purnomosidi memastikan proyek ini tidak akan kembali mengalami peningkatan biaya hingga dibuka untuk operasi pada 12 Juli mendatang. Dia juga melaporkan saat ini progres pengerjaan LRT Jabodebek sudah mencapai sekitar 93 persen.
“Insyaallah PMN yang kemarin itu sudah terakhir buat kita, sudah tidak ada lagi cost overrun,” imbuhnya.
Adapun, Purnomosidi mengatakan LRT Jabodebek akan memulai masa uji coba (trial run) pada hari ini. Untuk mempersiapkan uji coba ini, dia mengatakan LRT Jabodebek telah melakukan apel bersama seluruh stakeholder terkait dan seluruh petugas.
Dia memaparkan, salah satu aspek yang akan dicermati saat masa uji coba ini adalah standar operasi prosedur dari train attendant. Hal ini mengingat operasi kereta LRT Jabodebek tidak menggunakan masinis karena memakai sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Purnomosidi menuturkan train attendant pada LRT bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dan jika dibutuhkan untuk penanganan dalam kondisi darurat.