Bisnis.com, JAKARTA – Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menegaskan ekonomi global telah terbukti sangat tahan terhadap berbagai guncangan, tetapi belum dapat mengatasi kombinasi pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang terlalu lama di posisi tinggi.
“Proyeksi IMF tentang pertumbuhan global 2,8 persen untuk 2023 tidak cukup untuk membawa peluang bagi pelaku bisnis dan masyarakat di seluruh dunia, dan yang paling mengkhawatirkan adalah proyeksi pertumbuhan yang lemah dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Georgieva dalam konferensi pers pertemuan IMF dengan Bank Dunia di Washington, mengutip Reuters, Kamis (13/4/2023).
Sebelumnya IMF pada Selasa memperingatkan bahwa gejolak besar baru dari kekacauan sistem perbankan yang menghambat pinjaman dan memicu serbuan ke aset safe-haven dapat membanting pertumbuhan global kembali ke 1 persen. Kondisi ini dapat melemparkan banyak ekonomi ke dalam resesi dan memberikan tekanan yang cukup besar pada pasar negara berkembang.
Menurut Georgieva, setelah pulih dari pandemi Covid-19 dan mengalami kemunduran akibat inflasi tinggi dan dampak dari perang di Ukraina, pembuat kebijakan di seluruh dunia memiliki dua tugas utama dalam waktu dekat, yakni memerangi inflasi yang terus-menerus dan menjaga stabilitas keuangan.
“Dua tugas tersebut menjadi lebih kompleks karena muncul tekanan perbankan dari kegagalan dua bank regional AS dan penjualan paksa Credit Suisse,” katanya.
Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan kepada Reuters bahwa pembuat kebijakan tidak boleh menghentikan perjuangan mereka melawan inflasi karena masalah stabilitas keuangan.
Baca Juga
Adapun Georgieva mengatakan kewaspadaan terhadap risiko yang muncul merupakan sikap yang sangat penting
“Bank sentral harus mengatasi risiko stabilitas keuangan ketika muncul, bekerja sama dengan regulator dan pengawas. Kuncinya adalah memantau risiko yang mungkin tersembunyi, di bank dan lembaga keuangan nonbank atau di sektor seperti real estat komersial," jelasnya.
IMF telah mengeluarkan proyeksi pertumbuhan global lima tahun terendah sejak mulai mengeluarkan perkiraan tersebut pada tahun 1990. IMF memperkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8 persen pada 2023 dan kemudian berkisar sekitar 3 persen hingga 2028. Georgieva mengatakan hal ini disebabkan produktivitas yang tertinggal dan potensi fragmentasi ekonomi global.
“Ramalannya tidak mengerikan. Kita tidak dalam resesi. Dalam buku saya, kita tidak berada di tempat yang bagus, dan melihat risiko meningkat, tetapi kita sekarang memiliki rekam jejak ketahanan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir,” tuturnya.