Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Nego China Ingin Bunga Pinjaman Kereta Cepat Jadi 2 Persen

China menawarkan bunga pinjaman sebesar 3,4 persen untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, sedangkan Menteri Luhut ingin menjadi 2 persen.
angkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC
angkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan China masih melanjutkan proses negosiasi besaran bunga pinjaman untuk pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah China sudah bersedia untuk menurunkan bunga pinjaman yang akan disalurkan melalui China Development Bank (CDB) dari sebelumnya 4 persen.

Luhut mengatakan, saat ini pemerintah China menawarkan bunga sebesar 3,4 persen untuk dana pinjaman tersebut. Meski demikian, Luhut mengatakan pihaknya masih akan terus berupaya untuk menegosiasikan besaran bunga tersebut hingga ke kisaran 2 persen.

“Kemarin kita dapat offer bunga 3,4 persen, tetapi kita masih ingin lebih rendah lagi dan sedang didiskusikan,” kata Luhut dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (10/4/2023).

Luhut melanjutkan, besaran bunga pinjaman yang ditawarkan oleh China berada di bawah level yang ditawarkan oleh negara-negara lain. Menurutnya, Indonesia akan mendapatkan bunga sekitar 6 persen jika meminjam dari negara lain.

Luhut juga menegaskan kesanggupan Indonesia dalam melunasi pinjaman tersebut jika nantinya besaran bunga yang disepakati tidak mencapai target yang diinginkan pemerintah. Dia menargetkan negosiasi terkait pinjaman ini dapat diselesaikan dalam beberapa pekan ke depan.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto mengatakan besaran bunga yang ditawarkan oleh China saat ini berada di bawah imbal hasl (yield) obligasi pemerintah AS atau US Treasury dengan tenor 30 tahun.

“Kalau dilihat sekarang, penawaran bunga dari China itu lebih rendah sekitar 0,2 persen dari yield obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun,” tambahnya.

Adapun, berdasarkan data dari laman resmi Federal Reserve Bank yang diakses pada Senin (10/4/2023), tingkat imbal hasil obligasi AS dengan tenor 30 tahun terpantau pada level 3,54 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper