Bisnis.com, JAKARTA - Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) direncanakan akan dibagi menjadi 3 kelas mulai dari kelas ekonomi hingga Eksekutif.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal seusai acara Peresmian Penyelesaian Pemasangan Rel KCJB di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta.
Risal memaparkan besaran harga tiket KCJB masih terus dibahas oleh pemerintah dan pihak terkait. Menurutnya, harga tiket KCJB nantinya akan terbagi menjadi beberapa kelas dengan harga yang berbeda-beda.
“Nanti ada 3 kelas disitu, kelas ekonomi, eksekutif, dan bisnis eksekutif,” katanya dikutip Sabtu (1/4/2023).
Selain itu, Risal mengatakan pemerintah juga tengah mengkaji bentuk tarif integrasi yang tepat untuk KCJB dan juga LRT Jabodebek. Hal ini mengingat kedua moda transportasi ini dapat diakses melalui Stasiun Halim yang memungkinkan penumpang berpindah dari kereta cepat ke LRT dan sebaliknya.
Sementara itu, Risal juga memastikan KCJB akan melakukan uji coba mulai Mei 2023. Selanjutnya, operasional KCJB akan dilakukan pada 18 Agustus 2023.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, pemerintah dan pemangku kepentingan terkait masih melakukan penghitungan lebih lanjut untuk menetapkan besaran harga tiket KCJB.
Luhut pun memastikan tarif yang ditetapkan nantinya akan terjangkau untuk masyarakat. Dia mengatakan pemerintah Indonesia tidak pernah mengambil keuntungan secara finansial dalam membuat saranan transportasi publik.
Adapun, tarif dari KCJB nantinya juga akan terintegrasi dengan moda-moda transportasi lainnya seperti LRT, Transjakarta, dan lainnya. Menurutnya, hal ini akan meningkatkan efisiensi dan mobilitas masyarakat pengguna transportasi umum.
Oleh karena itu, Luhut menginstruksikan kepada seluruh pemangku kepentingan terkait seperti operator moda transportasi, Pemprov DKI Jakarta, dan lainnya untuk membahas integrasi tersebut dengan optimal sehingga dapat tercipta tarif yang adil dan terjangkau.
“Kalau kita buat terintegrasi, pasti lebih murah biayanya, lebih cepat dan efisien. Makanya kita jangan kerja segmented, semua harus bekerja secara paralel dan holistik,” ujarnya.