Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan dapat merampungkan Basic Engineering Design (BED) MRT Fase 3 atau East-West Line rute Balaraja-Cikarang pada tahun ini, agar groundbreaking bisa dilaksanakan pada 2024.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal saat ditemui setelah Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Rabu (1/2/2023).
“Sejauh ini masih proses, kemungkinan (selesai) tahun ini,” kata Risal.
Meski demikian, Risal belum dapat memberikan penjelasan secara detail terkait penyelesaian kajian tersebut. Namun, dia memastikan kajian BED untuk MRT Fase 3 terus digarap di tengah rencana PT MRT Jakarta (Perseroda) yang menargetkan groundbreaking proyek ini pada 2024.
Sebagai informasi, proyek MRT East – West Line nantinya akan terbagi menjadi dua fase. Pertama, mencakup area DKI Jakarta yang diharapkan dapat beroperasi pada 2031 dengan target kontruksi paling lambat pada 2024. Kedua, meliputi Banten dan Jawa Barat dengan target mulai operasi pada 2033.
Pada fase 1 akan terbagi lagi menjadi stage 1 sepanjang 24,527 kilometer yang akan melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria dan stage 2 sepanjang 9,237 kilometer yang melalui Tomang dan Kembangan.
Baca Juga
Sementara itu, MRT East-West fase 2 akan terbagi menjadi East-West Banten sepanjang 29,900 kilometer yang akan melalui Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja, serta East-West West Java sepanjang 20,438 kilometer yang akan melalui Medan Satria dan Cikarang.
Sebelumnya, Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat memaparkan, pihaknya telah menerima pendanaan dari investor Jepang untuk pengembangan MRT Fase 3 yang memiliki nilai proyek Rp160 triliun. Komitmen investor asal Jepang juga telah tertuang melalui memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani Japan International Cooperation Agency atau JICA dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Meski demikian, Tuhiyat belum dapat menyebutkan nilai investasi yang akan dikucurkan oleh JICA. Hal ini karena proses pengembangan MRT Fase 3 masih berada di tahap BED yang dilakukan oleh Kemenhub.
“Kami saat ini masih MoU, kemudian baru lanjut ke perjanjian kerja sama (PKS). Begitu ada PKS, baru ada nilainya [investasi JICA], tetapi ini masih harus menunggu BED rampung,” katanya.
Tuhiyat melanjutkan, MoU yang ditandatangani oleh JICA dan Kemenhub mencakup pengembangan MRT Fase 3 yang ada di wilayah Jakarta. Dia menuturkan, pengembangan proyek fase 3 di luar wilayah Jakarta akan dilakukan oleh pihak lain.
Tuhiyat memaparkan, pihaknya belum dapat memastikan investor lain yang akan terlibat dalam pengembangan MRT Fase 3. Meski demikian, dirinya tidak menutup kemungkinan adanya investor dari negara lain untuk turut terlibat dalam pembangunan proyek ini di wilayah Banten dan Bekasi.