Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Dua Koridor Potensial MRT Tangsel: Pondok Cabe dan Ciputat

Pemerintah Tangsel mengkaji dua koridor MRT potensial: Pondok Cabe dan Ciputat, untuk meningkatkan konektivitas. Proyek ini didukung Pemprov Banten dan DKI.
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Jakarta, Minggu (26/5/2024). MRT Jakarta tercatat telah mengangkut sebanyak 11,66 juta orang sepanjang tahun berjalan 2024/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Jakarta, Minggu (26/5/2024). MRT Jakarta tercatat telah mengangkut sebanyak 11,66 juta orang sepanjang tahun berjalan 2024/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Pemerintah Kota Tangerang Selatan sedang mengkaji dua koridor potensial untuk proyek MRT, yaitu koridor utara melalui Pondok Aren - Serpong dan koridor selatan melalui Ciputat - Pondok Cabe, yang akan terhubung dengan stasiun utama di Lebak Bulus, Jakarta.
  • Proyek MRT ini diperkirakan membutuhkan biaya pembangunan sebesar US$1,25 miliar dan biaya operasional tahunan sebesar US$11,7 juta, dengan potensi melayani sekitar 106.347 jiwa dan mencapai 204.119 penumpang per hari pada tahun 2030.
  • Proyek ini masih dalam tahap feasibility study oleh PT MRT Jakarta, dengan hasil yang diharapkan selesai pada Desember, dan melibatkan diskusi intensif dengan berbagai stakeholder terkait.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus memajukan proyek pembangunan MRT dengan mempertimbangkan rute terbaik untuk melayani masyarakat.

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, menjelaskan bahwa salah satu aspek penting dalam kajian ini adalah menentukan rute yang paling optimal antara dua pilihan trase.

"Jalur belum ditetapkan, masih ada pilihan antara lewat Pondok Cabe atau Ciputat, dan ada pilihan kedua melalui Bintaro. Jadi, kita masih mencari tahu mana yang lebih cepat dan efisien untuk diwujudkan," ujarnya dikutip dari laman Pemkot Tangsel.

Berdasarkan kajian sementara PT MRT Jakarta, proyek ini akan mencakup dua koridor potensial, yaitu koridor utara dan selatan.

Koridor utara akan melintasi jalur Pondok Aren - Serpong, sedangkan koridor selatan melalui Ciputat - Pondok Cabe. Kedua jalur ini akan terhubung dengan stasiun utama di Lebak Bulus, Jakarta.

Pilar optimistis bahwa kedua koridor ini akan memberikan manfaat besar bagi mobilitas dan perekonomian di Tangsel.

"Insyaallah, dua-duanya bisa dibangun bersamaan. Justru ini akan lebih bagus karena kita akan punya dua jalur yang dapat meningkatkan konektivitas," tutup Pilar.

Menurut Pilar, sampai saat ini belum ada kendala berarti yang dihadapi dalam proses ini. Proyek ini masih dalam tahap feasibility study yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta, dengan hasil yang diharapkan selesai pada Desember mendatang.

"Kita masih menunggu hasil feasibility study dari PT MRT yang diperkirakan selesai pada Desember. Prosesnya masih dalam pendalaman terus," tambah Pilar.

Saat ini Pemkot Tangsel masih dalam tahap sosialisasi dan diskusi intensif dengan berbagai stakeholder terkait, termasuk PT MRT Jakarta, Pemprov Banten, Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan, serta pihak swasta.

Dengan berbagai langkah yang sudah diambil dan diskusi yang terus berlangsung, Pemerintah Kota Tangerang Selatan optimis bahwa pembangunan MRT ini akan segera terwujud dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Estimasi Anggaran Proyek MRT Tangsel

Terkini, Pemerintah Provinsi Banten menyambut baik pengembangan jalur MRT Lebak Bulus–Serpong yang digagas melalui kerja sama antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Sinar Mas Land.

Bahkan, Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung menyatakan kesanggupannya memberikan modal awal. 

"Bahkan saya menyampaikan ke Pemerintah Banten kalau perlu modal dasarnya, modal awalnya, dari Pemerintah DKI. Nanti tergantung hitung-hitungan business-to-businessnya [B2B]," ujar Pramono saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. 

Kebutuhan dana untuk memperpanjang jalur MRT tersebut diketahui mencapai US$1,25 miliar atau sekitar Rp20,34 triliun (kurs Rp16.272 per dolar AS).

Belum lagi, proyek MRT Jakarta – Tangsel juga nantinya bakal membutuhkan biaya operasional mencapai US$11,7 juta atau sekitar Rp190,31 miliar per tahun. 

PT MRT Jakarta (Perseroda) pun akan melakukan studi terkait perluasan rute layanan ke wilayah tersebut tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), melainkan melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). 

Tercatat potensi jumlah penduduk yang bakal terlayani dari pengadaan proyek MRT Jakarta – Tangsel itu kurang lebih mencapai 106.347 jiwa. Sementara itu apabila trase dibangun Lebak Bulus – Pondok Cabe – Rawa Buntu) pada tahun 2030, diperkirakan tembus 204.119 penumpang per hari. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro