Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Italia Turun Jadi 12,3 Persen Desember 2022, Pertanda Baik untuk Eropa?

Lembaga Statistik Nasional Italia ISTAT melaporkan inflasi mencapai 12,3 persen pada Desembar dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Matahari terbenam di balik sistem derek pelabuhan dan turbin angin di Hamburg, Jerman. Eropa kini menghadapi krisis energi yang membuat harga gas meroket/neweurope.eu
Matahari terbenam di balik sistem derek pelabuhan dan turbin angin di Hamburg, Jerman. Eropa kini menghadapi krisis energi yang membuat harga gas meroket/neweurope.eu

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi di Italia melambat pada bulan Desember 2022 dan diproyeksikan memberikan angin ke seluruh ekonomi Eropa.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (5/1/2022), Lembaga Statistik Nasional Italia ISTAT melaporkan inflasi mencapai 12,3 persen pada Desembar dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi Italia turun dari 12,6 persen pada November 2022. Harga makanan dan listrik termasuk di antara yang mencatat kenaikan terbesar pada November 2022.

Data inflasi Italia memberikan harapan bahwa inflasi Eropa, yang melonjak akibat harga energi, akan mulai melandai.

Turunnya laju inflasi memberikan kesempatan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memperlambat kebijakan kenaikan suku bunganya yang agresif, di tengah ancaman resesi yang melanda wilayah ini pada tahun 2023.

Data inflasi yang dirilis dalam beberapa hari terakhir menunjukkan inflasi yang moderat, mulai dari Jerman, Prancis, dan Spanyol. Data inflasi untuk zona euro secara keseluruhan, yang akan dirilis hari Jumat, juga diperkirakan akan menunjukkan perlambatan ke level satu digit.

Kenaikan suku bunga merupakan masalah bagi negara-negara berhutang seperti Italia. Inflasi juga diperkirakan akan menjadi masalah yang bertahan lama setelah bank sentral menaikkan proyeksi inflasi untuk tiga tahun ke depan.

Proyeksi ECB terbaru menunjukkan inflasi tidak akan mencapai target 2 persen hingga akhir tahun 2025.

Selain itu, Presiden ECB Christine Lagarde berencana menaikkan suku bunga acuan masing-masing sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan depan dan bulan berikutnya.

“Puncak inflasi mungkin memang telah dilewati, tetapi masalahnya adalah inflasi bertahan tetap tinggi. Oleh karena itu, keputusan (suku bunga) Februari sudah ditetapkan." kata kepala strategi Danske Bank A/S Piet Christiansen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper