Bisnis.com, JAKARTA – Dalam rapat kebijakan bulan Desember 2022, Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed menegaskan tekad untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk sementara waktu.
Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi kisaran target 4,25 persen hingga 4,5 persen pada pertemuan kebijakan bulan lalu.
Bank sentral AS tersebut juga memproyeksikan suku bunga mencapai puncaknya di 5,1 persen tahun depan, menurut perkiraan median mereka. Target tersebut kemudian dipangkas menjadi 4,1 persen pada tahun 2024, yaitu tingkat yang lebih tinggi dari yang ditunjukkan sebelumnya.
Baca Juga
Pasar memperkirakan penurunan suku bunga baru akan terjadi pada paruh kedua tahun 2023. Namun, risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 13-14 Desember yang dirilis Rabu (4/1/2022) menunjukkan bahwa perkiraan tersebut dapat mengganggu upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi.
Dalam risalah tersebut, Pejabat the Fed mencatat bahwa pelonggaran moneter yang tidak beralasan, terutama yang didorong oleh persepsi yang salah oleh publik, akan mempersulit upaya komite kebijakan untuk memulihkan stabilitas harga.
Berikut ini adalah poin-poin penting dari risalah pertemuan FOMC The Fed pada 13-14 Desember 2022 lalu, seperti dikutip dari Bloomberg:
- Pejabat bank sentral menekankan bahwa keputusan menaikkan suku bunga 50 basis poin, lebih rendah dari 75 basis poin di empat pertemuan sebelumnya, bukan merupakan indikasi melunaknya tekad bank sentral untuk terus menurunkan laju inflasi, atau pandangan bahwa inflasi terus melambat.
- The Fed memperingatkan pasar keuangan untuk tidak meremehkan tekad bank sentral untuk menurunkan inflasi.
- Risiko inflasi yang lebih tinggi dipandang sebagai "faktor kunci" yang membentuk prospek kebijakan bank sentral ke depannya.
- Risalah pertemuan the Fed hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan berikutnya, apakan 25 atau tetap 50 basis poin
- Risalah ini mencatat bahwa FOMC akan terus akan terus mempertimbangkan keputusan dalam setiap pertemuan.
- Prospek ekonomi dari para pejabat cenderung lebih optimis dibandingkan pertemuan FOMC sebelumnya. Pejabat memperkirakan kemungkinan resesi sebagai alternatif yang masuk akal, setelah sebelumnya memperkirakan peluang terjadinya inflasi mencapai 50 persen.