Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deliveree Bidik Potensi Bisnis Logistik saat Ancaman Resesi 2023

Deliveree optimistis bakal meraup keuntungan kendati terjadi perlambatan yang dialami oleh perusahaan serupa akibat ancaman resesi.
Group CEO & Co-Founder Deliveree Tom Kim memperlihatkan aplikasi Deliveree saat peluncuran Layanan Antar Kota dengan Harga Tetap ke Seluruh Jawa, di Jakarta, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Group CEO & Co-Founder Deliveree Tom Kim memperlihatkan aplikasi Deliveree saat peluncuran Layanan Antar Kota dengan Harga Tetap ke Seluruh Jawa, di Jakarta, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Deliveree, melihat adanya peluang bisnis pada tahun depan di tengah ancaman dampak pelemahan ekonomi. Perusahaan jasa pengiriman dan kargo ini memprediksi bisa mengambil pangsa pasar angkutan truk dan kargo, ketika perusahaan membatasi penambahan pembelian armada.

Menurut Co-Founder dan Chief Operating Officer (COO) Deliveree Tom Kim, perusahaannya bakal meraup keuntungan kendati terjadi pelambatan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan pengguna jasa.

Peluang tersebut, ujar Tom, bisa didapatkan ketika perusahaan-perusahaan pengguna jasa atau pemilik barang memutuskan untuk menahan pembelian kendaraan angkutan sendiri. Apalagi saat adanya ancaman pelambatan ekonomi di 2023.

Kemudian, ketika perusahaan pengguna jasa ragu untuk menandatangani kontrak jangka panjang dengan perusahaan angkutan, maka ada peluang mereka beralih ke Deliveree.

"Ketika pemilik usaha mencari elastisitas dalam operasional pengiriman kargo dan trucking dalam masa ketidakpastian, Deliveree tumbuh," jelas Tom kepada Bisnis.com, dikutip Rabu (14/12/2022).

Di sisi lain, Tom juga menilai bisnis logistik di Indonesia masih prospektif, khususnya pada jasa pengiriman truk dan kargo yang menjadi spesialisasi perusahaan. Hal itu, terangnya, tercermin dari 10 bulan pertama 2022.

"Selama enam tahun beroperasi di Indonesia, secara konsisten, kami menggunakan inbound customer lead sebagai salah satu indikator yang paling dapat diandalkan untuk performa 12 bulan ke depan. 10 bulan pertama di tahun ini, kami telah melihat prospek masuk pelanggan tumbuh sebesar 90 persen," terangnya.

Tren pertumbuhan pada tahun ini diharapkan bisa terulang pada 2023, khususnya berkat permintaan terhadap angkutan truk dan kargo.

Adapun segmen transportasi yang memiliki pertumbuhan terpesat oleh Deliveree yakni pengiriman trucking jarak jauh (long-distance trucking), dengan truk komersial berkapasitas 8 sampai 20 ton.

Di sisi lain, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) memprediksi potensi jasa pengiriman ekspres masih akan prospektif lantaran dipicu tren belanja online, yang diperkirakan masih tumbuh tahun depan.

Namun, Ketua Umum Asperindo Mohammad Feriadi menyebut para pelaku jasa pengiriman perlu melakukan dua hal guna mampu bertahan menghadapi ancaman dampak resesi dunia tahun depan.

Pertama, mendorong perilaku efisien di antaranya dengan memanfaatkan teknologi. Kedua, inovasi untuk mencari potensi bisnis lain sehingga tidak hanya bisa melayani satu fokus bisnis saja.

"Tingginya persaingan di last mile tentu membuat banyak perusahaan harus berinovasi dan mencari potensi bisnis lain jadi menurut saya kemungkinan akan menjadi opportunity baru buat perusahaan logistik," ujarnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Agustus-September 2022, Deliveree menjadi salah satu platform logistik yang diminati oleh masyarakat meskipun masih di bawah platform lainnya seperti Gojek (GoSend) dan Grab (GrabExpress). Pangsa pasar Deliveree sebesar 5,4 persen.  

Indef menemukan bahwa layanan logistik online tumbuh seiring dengan perkembangan positif perdangan online melalui aplikasi e-commmerce, media sosial, atau media online lainnya,

Di sisi lain, 61 persen dari responden survei merupakan pengguna layanan logistik online juga menggunakan platform pesan instan. Contohnya, melalui WhatsApp, Facebook Messenger, Telegram, dan lain-lain untuk berjualan secara daring.

Para pedagang daring yang memanfaatkan media sosial sebagai media penjualan utamanya, atau social seller, ikut mengerek jumlah permintaan layanan logistik online.

Adapun survei untuk pengguna platform logistik online itu dilakukan di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya terhadap 1.155 responden. Seluruhnya merupakan pedagang yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan, dengan karakteristik 41 persen laki-laki dan 59 persen perempuan.

Usia terbanyak responden yakni berada di rentang 18-29 tahun (45,83 persen) dan 30-41 tahun (41,67 persen). Pendapatan per bulan rata-rata responden berada di rentang Rp2,5 juta sampai dengan Rp5 juta (31,58 persen persen), dan Rp5 juta hingga Rp10 juta (28,95 persen).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper